Jumat 07 Dec 2018 05:45 WIB

Ilmuwan Ciptakan Vaksin Untuk Lebah Madu

Patogen dari lempengan gula tersebut akan tersalurkan ke telur ratu.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Muhammad Hafil
Lebah, penghasil madu.
Foto: Reuters
Lebah, penghasil madu.

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Para ilmuwan di Universitas Helsinki di Finlandia menciptakan vaksin yang dapat dikonsumsi untuk lebah madu agar terhindar dari penyakit mematikan yang disebabkan oleh larva Paenibacillus. Larva ini membentuk spora.

Menurut laporan Bloomberg, yang dilansir dari Fox News, Kamis (6/12), penyakit tersebut dapat membunuh seluruh koloni. Spora yang dihasilkan dapat tetap hidup selama lebih dari 50 tahun.

Untuk mendistribusikan vaksin, para ilmuwan menempatkan lempengan gula di dalam sarang. Kemudian, ratu lebah memakannya selama sekitar sepekan.

Setelah dicerna, patogen dari lempengan gula tersebut akan tersalurkan ke telur ratu. Kandungan tersebut bekerja sebagai penginduksi untuk tanggapan kekebalan di masa mendatang.

Vaksin ini belum dijual secara komersial. Karena sebelumnya tidak pernah terpikirkan mengembangkan vaksi untuk serangga.

“Sekarang kami menemukan mekanisme untuk menunjukkan anda benar-benar bisa memvaksin mereka. Anda dapat mentransfer sinyal dari satu generasi ke generasi lain,” kata ilmuwan Universitas Helsinki Dalial Freitak dalam sebuah pernyataan.

Lebah madu penting untuk produksi tanaman Amerika Serikat. Serangga ini membantu proses penyerbukan berbagai tanaman termasuk, apel, melon, blueberry, dan ceri.

Menurut Perpustakaan Universitas Harvard, populasi lebah madu di Amerika Utara telah dipengaruhi penyakit Colony Collapse Disorder (CCD), tungau, dan kemungkinan penggunaan pestisida neonicotinoid . Rata-Rata peternak lebih di AS kehilangan kira-kira 40 persen dari koloni lebah madu yang dikelola dari April 2017 hingga April 2018.

“Jika kita dapat membantu lebah madu menjadi lebih sehat dan menyelamatkan sebagian kecil populasi lebah dengan penemuan ini, saya pikir kita telah melakukan perbuatan baik,” ujar Freitak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement