REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Banyak siswa berpikir sains adalah pelajaran yang sulit. Alhasil, mengubah stigma bahwa sains sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan, harus diantisipasi oleh para pendidik.
Terlebih, di era pendidikan Higher Order Thinking Skills (HOTS), sains masih menjadi perhatian serius bagi para pelajar. Keresahan tersebut yang membuat salah satu lembaga pendidikan di Bogor, yakni Klinik Pendidikan MIPA (KPM), dengan menggelar pelatihan Sains Nalaria Realistik (SNR) bagi insan pendidik, pada 28 November – 01 Desember di Padepokan Amir Syahrudin, Kantor Klinik Pendidikan MIPA (KPM)
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM), membuka program untuk pengembangan para guru dalam metode pembelajaran sains. Pelatihan ini diharapkan dapat membantu para guru sains agar mampu menjadi pendidik yang semakin kreatif dan inovatif.
SNR merupakan sebuah metode pembelajaran, buah gagasan Ridwan Hasan Saputra (RHS), yang diharapkan dapat memfasilitasi guru dan siswa ketika mempelajari sains berbasis HOTS. “Selain mempermudah belajar sains, SNR dapat menjadi tren jika belajar sains itu tidak harus dengan metode hafalan, namun dapat dengan pendekatan bernalar,” ujar Wakil Kepala Bagian Litbang Sains KPM Ina Ana Khoeriah.
Dia menjelaskan, untuk menangani materi sains bagi pelajar, yang terpenting adalah penguasaan konsep terlebih dahulu. Pemahaman konsep ini penting dikuasai sebagai pondasi untuk mempermudah tahapan belajar sains.
"Metode SNR dibagi ke dalam beberapa tahapan, di antaranya masalah nyata, pemahaman konsep, penalaran komunikasi, pemecahan masalah, eksplorasi, bahkan praktikum sederhana dengan metode STEM (Science Technology Engeneering and Mathematics)," ucap dia.
Selain membekali para guru dengan metode SNR, tim pelatih KPM juga membekali tips dan trik manajemen kelas serta cara berpikir suprarasional. “Dengan adanya perpaduan tersebut, diharapkan semakin meningkatkan motivasi para guru tentang esensi pembelajaran sains. Sehingga para guru mampu mencetak generasi yang berkualitas dan berakhlak mulia,” kata Ina.
Salah satu peserta, Maksum Zakaria mengaku bersyukur telah mengikuti pelatihan SNR bersama KPM. “Saya seperti mendapatkan vitamin baru yang jarang saya dapatkan pada pelatihan lain,” ujar guru SMP Surya Bangsa Tangerang ini.
Hal senada juga diungkapkan Ratna Kartika Sari, guru asal Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto ini mengaku mendapatkan pengalaman yang berkesan selama mengikuti pelatihan. “Pengalaman pelatihan SNR ini sangat luar biasa dan dapat menjadi inovasi dalam pembelajaran sains di masa yang akan datang,” kata Ratna.