Kamis 29 Nov 2018 13:15 WIB

Kolaborasi demi Wujudkan Keluarga Suprarasional

Pelatihan suprarasional menguatkan potensi panca indera, akal, dan hati.

KMP melakukan kolaborasi dengan orangtua siswa kelas khusus bertempat di SIP Daarul Jannah Bogor melakukan pelatihan suprarasional.
Foto: kpm
KMP melakukan kolaborasi dengan orangtua siswa kelas khusus bertempat di SIP Daarul Jannah Bogor melakukan pelatihan suprarasional.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Klinik Pendidikan MIPA (KPM) terus berikhtiar mewujudkan generasi berkualitas lewat cara berpikir suprarasional. Salah satunya melakukan kolaborasi dengan orangtua siswa kelas khusus bertempat di SIP Daarul Jannah Bogor.

KPM menilai orangtua memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan tumbuh kembang anak secara optimal. Oleh karena itu, perlu adanya suatu kondisi dimana proses pembentukan karakter tersebut dapat berjalan sesuai harapan orangtua.

Kepala Divisi Pelatihan KPM, Ryky Tunggal Saputra AJi mengungkapkan bahwa KPM memiliki keunikan sendiri dalam proses belajar. Salah satunya para siswa dibekali dengan pendidikan akhlak dan ibadah 7 sunah Nabi Muhammad SAW.

photo
Pelatihan cara berpikir suprarasional.

“Diharapkan program tersebut juga dapat menjadi Mukasyafah bagi para orangtua agar semakin meningkatkan kualitas ibadah dan ilmu serta memperbanyak amalan kebajikan, dalam rangka membangun generasi yang beriman, berilmu, dan berakhlak baik,” kata Ryky.

Menilik kepada esensi pelatihan itu sendiri, Ryky juga menambahkan jika pelatihan suprarasional ini memiliki makna tersendiri. Di antaranya menguatkan potensi panca indera, akal, dan hati. Selain itu, prlstihan ini diharapkan bisa membangun kesadaran akan pentingnya tabungan jiwa, serta mengajak seluruh peserta agar bersama-sama merencanakan kesusahan agar dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup diri sendiri dan masyarakat.

Pelatihan yang digelar mulai pukul 09.00-17.00 WIB di setiap pekannya dihadiri puluhan orang tua yang berasal dari Jabodetabek, Sukabumi, dan Serang menuai apresiasi.

Salah satu peserta, Ratih mengungkapkan kekagumannya pasca mendapatkan pelatihan ini. Ia bersyukur dan termotivasi untuk menambah terus tabungan jiwa di keluarganya.

“Sejatinya, untuk menambah tabungan jiwa sangat sederhana, namun jika tidak dilandasi niat ikhlas memang agak sulit. Pada dasarnya, jika kita berharap kondisi bangsa ini akan berubah lebih baik, maka kita harus melalukan perbaikan dari diri kita sendiri,” ujar orangtua Ananda Nizam (kelas 4 Berbakat A).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement