REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Pengguna Iphone di Cina ternyata umumnya adalah kaum yang pendidikannya lebih rendah dan lebih minim aset dibandingkan pengguna Huawei atau Xiaomi. Hasil ini diperoleh dari survei yang dilakukan lembaga riset MobData.
Pekan lalu, South China Morning Post memberitakan hasil riset lembaga tersebut. MobData adalah lembaga berbasis di Shanghai yang didirikan pada 2017. Lembaga ini menyediakan solusi seputar industri, layanan data, dan kooperasi data untuk kliennya.
Riset menunjukkan mayoritas pengguna Iphone adalah perempuan yang belum menikah dan berada di rentang usia 18 sampai 34 tahun. Rata-rata mereka mengenyam pendidikan SMA dan bekerja dengan penghasilan di bawah 3.000 yuan per bulan atau kurang dari Rp 6,29 juta.
Mereka dianggap sebagai kelompok 'kaum miskin yang tidak terlihat' karena walau penghasilannya rendah, namun tidak terlihat miskin. Kondisi sebaliknya terjadi pada Huawei. Ponsel asli Cina ini umumnya digunakan oleh pria yang sudah menikah di rentang usia 25 sampai 35 tahun.
Mereka rata-rata memegang gelar diploma atau sarjana. Penghasilan pengguna Huawei ini berkisar antara 5.000 sampai 20 ribu yuan atau di atas Rp 10 juta per bulan.
Huawei Nova 2 Lite
Riset juga menemukan sebagian besar pengguna Huawei sudah punya apartemen dan mobil sendiri, sementara pengguna Iphone tidak. Namun dari hasil ini MobData tidak mencantumkan berapa jumlah responden yang disurvei.
Lulusan perguruan tinggi dan mereka yang memiliki penghasilan di atas 20 ribu yuan per bulan lebih memilih gawai Huawei atau Xiaomi. Studi yang sama menyebut lebih dari separuh pengguna Oppo dan Vivo punya penghasilan antara 3.000 sampai 10 ribu yuan atau sekitar Rp 6,2 juta-Rp 20 juta per bulan.
Produk Iphoneyang saat ini paling populer digunakan di Cina adalah Iphone versi lama dan Iphone bekas. Iphone 6 yang dirilis Apple pada 2014 adalah yang paling difavoritkan di kalangan pengguna Cina. Sementara itu, Iphone 6S dan 6S Plus berada di peringkat kedua dan ketiga.