Ahad 25 Nov 2018 14:03 WIB

Arkeolog Temukan Makam Berusia 500 Tahun di Bolivia

Selain sisa jasad manusia, tim arkeologi juga menemukan artefak.

Rep: MGROL 116/ Red: Ani Nursalikah
Arkeolog Jedu Sagarnaga memegang tengkorak dari makam berusia sekitar 500 tahun di Mazo Cruz, dekat Viacha, Bolivia, 12 November 2018.
Foto: Reuters/David Mercado
Arkeolog Jedu Sagarnaga memegang tengkorak dari makam berusia sekitar 500 tahun di Mazo Cruz, dekat Viacha, Bolivia, 12 November 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, LA PAZ -- Sekelompok ahli arkeologi di Bolivia mengatakan telah menemukan makam yang memiliki lebih dari 100 artefak dan sisa jasad manusia yang berusia lebih dari 500 tahun. Artefak itu berasal dari suku asli yang pernah mendiami kawasan tersebut.

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Bolivia memberi izin penggalian lebih dari tiga bulan lalu. Izin diberikan setelah proyek penambangan menemukan peninggalan arkeologi di daerah tersebut.

Ahli arkeologi menemukan sejumlah makam yang mereka katakan mungkin milik suku Pacajes di sebuah ruang bawah tanah yang terletak kira-kira 30 kilometer barat daya ibu kota Bolivia, La Paz. "Di dalam tanah perkuburan, kami menemukan dua makam unik, salah satunya berisi kira-kira 108 orang di dalamnya. Kondisinya sangat buruk, tetapi kami dapat memulihkannya," kata ahli arkeologi, Wanderson Esquerdo.

Wanderson juga mengatakan dua makam telah diperiksa dan yang lain masih utuh. Untuk bisa menemukan makam, para ahli terpaksa menuju ke bawah tanah melalui cerobong lingkaran yang hanya berdiameter 70 sentimeter dengan kedalaman tiga meter. Di makam terbesar terdapat objek logam, keramik, dan kayu.

"Terdapat objek yang terkait jelas dengan budaya Inca, dan yang lainnya bukan Inca, tetapi Aymara," kata Esquerdo.

Bangsa Aymara dari Pacajes berkembang di dataran tinggi Bolivia sampai ia ditaklukkan oleh kekaisaran Inca pada pertengahan abad ke-15. Beberapa arkeolog yakin bangsa Aymara tidak musnah karena penaklukan Incan, tetapi akibat beberapa jenis wabah.

"Penemuan ini unik dan belum pernah terjadi sebelumnya," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Bolivia Wilma Alanoca.

Selepas penggalian arkeologi yang bermula pada Juni lalu, ahli arkeologi mengatakan mikroorganisme merusak kain pembungkus jenazah yang menyebabkan jenazah cepat terurai. Kelembapan yang berlebihan dan salinitas yang tinggi di dalam ruang juga memperburuk banyak objek yang terkubur.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement