REPUBLIKA.CO.ID, MOSKWA -- Kepala Badan Antariksa Nasional Rusia, Dmitry Rogozin telah mengusulkan misi ke bulan. Hal ini dilakukan untuk memverifikasi apakah pendaratan di bulan yang dilakukan oleh Amerika Serikat benar-benar terjadi.
Rogozin menanggapi pertanyaan tentang apakah program Apollo NASA benar-benar menempatkan manusia di bulan pada tahun 1960-an dan 1970-an selama percakapan dengan presiden Moldova Igor Dodon. Dia tampak bercanda, saat dia menyeringai dan mengangkat bahu sambil menjawab. Namun persekongkolan seputar misi bulan yang dilakukan Nasa umum di Rusia.
"Kami telah menetapkan tujuan ini untuk terbang dan memverifikasi apakah mereka sudah ada atau tidak," ujar Rogozin dalam video interaksi mereka yang diposting ke 815.000 pengikut Twitter, dikutip dari Independent, Ahad (25/11).
Sebanyak enam dokumen NASA menyatakan adanya perjalanan ke permukaan Bulan. Perjalanan itu dimulai dengan astronot Neil Armstrong dan Buzz Aldrin pada bulan Juli 1969 dan berlanjut dengan Gene Cernan dan Jack Schmitt pada bulan Desember 1972. Pada 2015, seorang mantan juru bicara Komite Investigasi Rusia Vladimir Markin menyerukan penyelidikan atas pendaratan di bulan oleh Nasa.
Markin mengatakan penyelidikan harus dilakukan sebab hilangnya rekaman asli dari pendaratan di bulan pertama pada tahun 1969 dan keberadaan batu bulan, yang dibawa kembali ke Bumi selama beberapa misi. "Kami tidak berpendapat mereka tidak terbang [ke bulan], dan hanya membuat film tentang itu," tulisnya dalam sebuah opini yang diterbitkan oleh surat kabar Rusia Izvestia.
Uni Soviet meninggalkan program menuju bulan pada pertengahan tahun 1970-an setelah empat roket bulan eksperimental meledak. Sebelumnya pada bulan November, Rogozin mengungkapkan rencana untuk mulai membangun pangkalan di bulan setelah 2025, dengan proyek melebihi program Apollo AS tahun 1960-an dan 1970-an. Program ini akan menempatkan manusia pertama di bulan pada tahun 2030 atau 2031.