REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengguna aktif bulanan sistem operasi MIUI, yang dikembangkan Xiaomi dari Android, naik 43,4 persen pada September 2018. Angkanya menjadi 224,4 juta pengguna dibanding September tahun lalu yang hanya 156,5 juta.
Peningkatan signifikan jumlah pengguna MIUI itu sebagai dampak positif dari meningkatnya penjualan ponsel Xiaomi dan adopsi pengguna di seluruh penjuru dunia, kata Xiaomi dalam saat melaporkan kinerja keuangan kuartal ketiga 2018, dikutip Rabu (21/11). Pertumbuhan pesat penjualan perangkat Xiaomi selama Juli hingga September 2018 mengantar Xiaomi membukukan total pendapatan 50,846 miliar yuan atau sekitar Rp 107,4 triliun (kurs Rp 2.112,30 per yuan) pada kuartal ketiga 2018.
Laba bersih Xiaomi pada periode itu dilaporkan mencapai 2,481 miliar yuan atau setara sekira Rp 5,240 triliun. Laba bersih per saham tercatat di 0,177 yuan atau Rp 373,88.
Dalam 10 bulan sejak Januari hingga 26 Oktober 2018, Xiaomi telah mengirimkan lebih dari 100 juta ponselnya ke seluruh dunia. Xiaomi sudah mencapai target satu tahun untuk 2018 dengan dua bulan tersisa.
"Pada kuartal ketiga 2018, kami berhasil membangun warisan Xiaomi yang mengesankan, membuka beberapa cara baru dalam perjalanan kami untuk mencapai terobosan signifikan. Strategi yang dianut Xiaomi, seperti memperkuat kinerja pasar high-end, mempercepat pengembangan saluran ritel baru dan berfokus pada pengembangan dan aplikasi AI, semua menghasilkan hasil yang luar biasa selama periode pelaporan ini," kata CEO Xiaomi, Lei Jun.
Pengiriman ponsel Xiaomi ke dua pasar besar, yakni India dan Indonesia, juga naik masing-masing 31 persen dan 337 persen. Itu membuat Xiaomi berada pada peringkat pertama vendor ponsel di India dan nomor dua di Indonesia setelah Samsung.