REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan meninjau budaya keselamatan kerja SpaceX dan Boeing. Sebab, SpaceX dan Boeing tengah bersiap untuk menerbangkan astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.
NASA akan melakukan kajian keselamatan kerja dan lingkungan bebas narkoba sebelum penerbangan uji coba berlangsung. Adapun uji coba akan dilakukan dalam beberapa bulan mendatang.
"Kami sepenuhnya mengharapkan mitra komersial kami telah memenuhi persyaratan keselamatan kerja dalam misi kami," ujar NASA dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Rabu (21/11).
SpaceX dan Boeing merupakan dua kontraktor utama di bawah program awak komersial NASA, untuk mengirim astronot ke luar angkasa pada 2019. Pengiriman astronot ini akan menggunakan pesawat Dragon dan Starliner.
Boeing berkomitmen untuk keberhasilan misi sebagai mitra NASA, dan memastikan keamanan, integritas, dan kualitas pesawatnya. Sementara, SpaceX menyatakan, secara aktif telah meningkatkan lingkungan kerja yang aman.
"Kami yakin bahwa program tenaga kerja dan lingkungan kami bebas narkoba," kata SpaceX dalam pernyataannya.
Adapun Boeing dan SpaceX merupakan kontraktur utama NASA. Boeing merupakan pabrikan utama dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional. Perusahaan ini sedang membangun roket luar angkasa NASA, dan Sistem Peluncuran Ruang Angkasa.
Sementara itu, SpaceX bertanggung jawab untuk meluncurkan kargo secara rutin ke ISS. Perusahaan tersebut belum lama ini disertifikasi oleh NASA untuk meluncurkan misi sains yang paling mahal, dan paling rumit.
Pada 2014, NASA memilih dua perusahaan untuk program Kru Komersial. Program ini merupakan inisiatif untuk meluncurkan astronot NASA dengan roket pribadi. Sejak berakhirnya program Space Shuttle, NASA harus bergantung pada roket Soyuz Rusia untuk menerbangkan astronot ke luar angkasa yang menghabiskan anggaran sekitar 80 juta dolar AS.
Pada awal Januari 2019 SpaceX telah merencanakan untuk melakukan uji terbang pertama kendaraan tanpa awak produksinya, yakni Crew Dragon. Sedangkan Boeing menargetkan uji terbang kendaraan tanpa awak, yakni CST-100 Starliner pada Maret 2019, dan penerbangan uji coba pada Agustus 2019.
Program Kru Komersial telah mengalami penundaan karena ada masalah keamanan. Beberapa pihak telah menyuarakan keprihatinan tentang rencana SpaceX untuk meluncurkan roket. Adapun para ahli menganggap roket yang akan diluncurkan oleh SpaceX tidak memiliki keamanan yang mumpuni. Sementara, belum lama ini Boeing mengalami kebocoran, sehingga harus mengembangkan kembali roket Starline.
Kedua perusahaan mengklaim bahwa keselamatan menjadi prioritas utama. "Tidak ada yang lebih penting bagi kami dengan tanggung jawab yang diberikan oleh NASA untuk membawa astronot AS ke luar angkasa dengan aman," ujar SpaceX dalam pernyataannya.
SpaceX menjamin selalu mengedepankan keamanan kerja. Selain itu, perusahaan tersebut juga memastikan semua pekerjanya bebas narkoba. Sementara itu, Boeing juga menyatakan selalu mengedepankan keamanan kerja, dan lingkungan kerja yang bebas alkohol serta narkoba.
"Sebagai mitra terpercaya NASA, kamu berbagi nilai yang sama, dan budaya di Boeing yakni mengedepankan integritas, keamanan, dan kualitas produk kami," kata Boeing.
Audit dari Kantor Akuntabilitas Pemerintah telah mempertanyakan target peluncuran program Kru Komersial tersebut. Namun, NASA belum memberikan komentar.