Jumat 09 Nov 2018 08:19 WIB

Penelitian Ungkap Tawa Bayi Manusia Serupa Tawa Simpanse

Manusia dewasa tertawa hampir secara eksklusif saat menghembuskan napas.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ani Nursalikah
Bayi bisa tertawa tanpa diajari.
Bayi bisa tertawa tanpa diajari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayi sangat manis ketika mereka tertawa. Bayi mulai bisa tertawa sekitar menginjak usia 3,5 bulan. Bayi tertawa ketika orang lain melakukan berbagai hal, seperti menggelitik mereka, bermain cilukba, atau ketika orang lain tertawa.

Tawa seorang bayi manusia berbeda dari tawa seorang manusia dewasa. Bahkan suara tawa bayi secara signifikan lebih luar biasa dari tawa orang dewasa.

Selain itu, tidak seperti orang dewasa, bayi tertawa saat mengambil napas dan menghembuskan napas. Hal tersebut seperti yang dijelaskan penelitian baru-baru ini dipresentasikan pada pertemuan Acoustical Society of America’s 176th Meeting.

Penelitian itu mengungkapkan, bayi memiliki pola yang sama dengan hewan primata seperti simpanse. Simpanse juga tertawa ketika mereka mengambil napas dan menghembuskan napas. Sementara, manusia dewasa tertawa hampir secara eksklusif saat menghembuskan napas.

Anda dapat mendengarkan contoh tarikan napas dari suara tawa bayi di bawah ini.

Sekarang bandingkan suara-suara itu dengan suara gorila yang digelitik.

Seorang psikolog dan profesor Universitas Amsterdam di Belanda, Disa Sauter bersama timnya mempelajari rekaman tawa dari 44 anak-anak. Dengan rentang usia antara tiga bulan sampai 18 bulan. Tim pendengar mencatat rekaman tawa ketika mengambil napas dan menghembuskan napas.

Mereka menemukan hasil awal, ketika bayi semakin besar, proporsi tawa mereka yang menghirup napas menurun. "Hasil kami sejauh ini menunjukkan ini adalah pergeseran bertahap, bukan tiba-tiba," kata Sauter dalam sebuah pernyataan dilansir di Gizmodo, Kamis (8/11).

Namun, dia mencatat, ahli fonetik profesional memeriksa ulang hasil untuk memastikan transisi itu benar-benar terjadi. Tidak jelas mengapa bayi dan simpanse tertawa seperti ini.

Tawa dan vokalisasi seperti tawa pada manusia dan hewan primata keduanya mungkin berevolusi dari leluhur yang sama. Sauter mengatakan, perbedaannya terdapat pada seleksi untuk sifat-sifat manusia yang memiliki kemampuan berbicara.

Menurut Sauter, kemampuan berbicara manusia itu ada hubungannya dengan suara tawa. Ia mengatakan, mungkin bayi mulai tertawa lebih seperti orang dewasa ketika mereka mulai belajar berbicara.

Jadi, Anda cukup beruntung untuk menyaksikan bayi yang tertawa. Lain kali, Anda bisa mengamati apakah Anda dapat menangkap tawa-tawa bayi saat menghirup napas seperti yang dilakukan primata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement