Jumat 02 Nov 2018 05:27 WIB

Alasan Sebagian Orang tidak Bisa Menari

Bagi sebagian orang, proses koordinasi ritme tidak datang secara alami.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ani Nursalikah
Menari.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musik dan menari adalah salah satu cara seseorang berekspresi. Selain wujud berekspresi, menari juga baik untuk kesehatan karena memiliki efek terapi. Menggerakkan semua anggota badan dengan mengikuti irama musik bisa menimbulkan perasaan yang bagaia.

Namun, tidak semua orang bisa menari. Padahal secara alami seharusnya tubuh dapat bergerak mengikuti alunan musik.

Bahkan, janin dalam kandungan pun akan bereaksi apabila diperdengarkan musik. Dilansir di Times of India, ketidakmampuan seseorang menari berhubungan dengan kesalahan dalam otak.

Bagi sebagian orang, proses koordinasi ritme tidak datang secara alami. Meskipun cukup langka, kasus ini sudah termasuk ke dalam gangguan yang disebut dengan beat deafness. Beat deafness adalah ketidakmampuan seseorang dalam membedakan ritme.

Orang dengan gangguan ini memiliki kesulitan biasanya dalam koordinasi tangan-mata dan buruk dalam kemampuan motorik. Kelemahan ini membuat otak berhenti membuat gerakan ritme natural. Bahkan orang dengan gangguan ini lebih ahli membuat tepukan tangan atau gerakan kaki tanpa adanya musik.

Orang dengan gangguan ini membutuhkan terapi untuk bisa menemukan irama yang datang secara natural pada setiap orang. Gangguan ini muncul tergantung bagaimana ritme biologis internal berubah ketika ada kontak dengan faktor eksternal. Saat kebanyakan orang mampu mengadaptasi ritme dalam berbagai bentuk stimulasi eksternal, sebagian lainnya justru tidak mampu.

Di sini, otak memiliki peranan yang penting dalam memainkan proses saraf hiburan untuk mendukung koordinasi gerakan tubuh. Hal ini terjadi ketika input sensor reguler seperti musik dengan irama yang jelas memicu ledakan-ledakan periodik dari aktivitas otak yang telah diselaraskan. Aktivitas periodik ini dapat berlanjut secara mandiri dengan pemakaian ritme eksternal.

Ketika mendengarkan musik, saraf hiburan dapat memprediksi irama musik dan menyampaikannya ke sistem koordinasi. Namun, hal itu tidak bekerja bagi orang dengan gangguan beat deafness. Sistem saraf mereka tidak mendukung berbagai bentuk koordinasi sehingga mereka sulit berkonsentrasi dan membuat gerakan mengikuti irama seperti yang lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement