Kamis 01 Nov 2018 14:43 WIB

20 Tahun Lagi, Indonesia Berharap Miliki Bandar Antariksa

Sayangnya, perkembangan teknologi roket di Indonesia masih lambat.

Kompetisi Roket Air ikut dilombakan pada  Internasional The Olympiad Of Quran, Art & Technology 2017.
Foto: Mahmud Muhyidin
Kompetisi Roket Air ikut dilombakan pada Internasional The Olympiad Of Quran, Art & Technology 2017.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Indonesia memiliki harapan pada 20 tahun mendatang dapat membangun bandar antariksa dan roket. Bandar antariksa ini diharapkan mampu meluncur ke luar angkasa untuk kepentingan negeri ini.

"Harapan itu tersirat dalam rencana induk keantariksaan yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2017, yang berlaku sampai 2040," kata Sekretaris Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Erna Sri Adiningsih di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Pada Workshop Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfer (Kombat) 2018', ia mengakui perkembangan teknologi roket di Indonesia masih lambat dibandingkan dengan negara berkembang lainnya dan masih bergantung dengan teknologi mancanegara.

Cina Berencana Luncurkan Bulan Buatan 2022

"Coba kita lihat, perjalanan teknologi roket di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1960-an hingga sekarang. Dalam kurun waktu lima dasawarsa kemajuan roket jika dibandingkan negara berkembang lain seperti India, Indonesia masih tertinggal," katanya.

Padahal, menurut dia, waktu yang digunakan India untuk memulai penelitian teknologi roket tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Untuk itu dibutuhkan campur tangan dari berbagai pihak untuk bersama-sama mendukung perkembangan roket agar dapat menyusul negara lain.

"Saya berharap masyarakat Indonesia tidak hanya bertumpu kepada Lapan aja untuk urusan pengembangan roket, melainkan juga ada pihak-pihak dari industri yang ada di Indonesia untuk membantu perkembangan keantariksaan," katanya.

Selain itu, kata dia, ide-ide segar dari anak-anak muda Indonesia sangat diharapkan untuk membantu tumbuh kembang teknologi roket di Tanah Air. Untuk itu, Lapan mengadakan kompetisi roket dan balon udara secara rutin sejak 2007 untuk seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia, dan setiap tahun ditingkatkan kualitasnya.

"Dengan adanya Komurindo-Kombat itu diharapkan mampu menarik minat mahasiswa untuk menuangkan ide dan kreasi serta melakukan penelitian terhadap teknologi roket dan muatan," kata Erna.

Menurut dia, ajang Komurindo-Kombat kali ini memiliki perbedaan dengan kompetisi sebelumnya, karena diadakan dua tahun sekali, terhitung sejak 31 Januari 2018 untuk mengumpulkan proposal penelitian yang akan mengikuti dua tahap seleksi.

Proposal yang sudah lolos seleksi tahap 2, akan mengikuti perlombaan peluncuran roket pada 21-25 Agustus 2019 di daerah Pameumpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kompetisi ini diikuti 276 orang yang terbagi menjadi tiga kategori, yakni Kategori Muatan Balon Atmosfer, Kategori Muatan Roket, dan Kategori Wahana Sistem Kendali.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK UMY Hilman Latief mengatakan seluruh peserta "Workshop Komurindo Kombat 2018" diharapkan dapat mengambil pelajaran secara langsung dari para ahli roket dan keantariksaan.

"Kami berharap seluruh peserta dapat menggali informasi dan pengetahuan perihal antariksa dari para ahli yang nanti dapat diterapkan pada alat buatan para peserta 'Workshop Komurindo-Kombat 2018," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement