Rabu 31 Oct 2018 02:50 WIB

Astronom Temukan Galaksi Kecil Sedang Sekarat

Pengamatan galaksi sekarat ini sebagai bagian penyelidikan terhadap evolusi galaksi.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Galaksi (ilustrasi).
Foto: Science Alert
Galaksi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  PERTH -- Sebuah galaksi berjarak hampir 200 ribu tahun cahaya dari bumi sedang sekarat. Galaksi yang bernama The Small Magellanic Cloud atau Galaksi Awan Magellan Kecil itu perlahan-lahan kehilangan kemampuannya untuk membentuk bintang baru, hingga akhirnya memudar menjadi gumpalan gas intergalaksi.

Dilansir di laman Scienceart.com, para astronom dari Australia berterimakasih kepada Australian Square Kilometer Array Pathfinder (ASKAP) yang telah membuat mereka menyaksikan kematian galaksi ini secara detail.

"Kami mampu mengamati aliran gas hidrogen yang kuat dari Awan Magellan Kecil," kata astronom Naomi McClure-Griffiths dari Australian National University. "Implikasinya adalah galaksi pada akhirnya dapat berhenti mampu membentuk bintang baru jika kehilangan semua gasnya. Galaksi yang berhenti membentuk bintang secara bertahap memudar terlupakan. Ini semacam kematian yang lambat untuk galaksi,” kata dia.

Galaksi Awan Magellan Kecil memiliki ukuran yang sangat kecil, yaitu hanya 7.000 tahun cahaya. Ukuran ini kurang dari sepersepuluh dari ukuran galaksi Bima Sakti. Namun, galaksi ini terlihat oleh mata telanjang di belahan bumi selatan yang bisa terlihat pada saat langit malam.

Galaksi ini adalah salah satu dari sejumlah galaksi satelit yang mengorbit Bima Sakti, dan dipasangkan dengan Galaksi Awan Magellan Kecil sebagai semacam sistem galaksi biner. Terdapat dua galaksi kerdil yang mengorbit satu sama lain, saat mereka mengorbit Bima Sakti.

Telah dihipotesiskan bahwa galaksi kerdil seperti ini memainkan peran penting dalam evolusi Alam Semesta. Hal itu terjadi melalui sesuatu yang disebut umpan bintang, yaitu ketika bintang-bintang besar mendorong aliran gas, energi, massa, dan logam yang kuat ke dalam medium intergalaksi melalui angin bintang dan ledakan supernova.

Kemudian, galaksi itu  memperkaya media intergalaksi dan mengatur pembentukan bintang - tetapi tidak mudah untuk diamati dalam aksi.

Astronom McClure-Griffiths dan timnya melakukan pengamatan terhadap Galaksi Awan Magellan Kecil dengan memanfaatkan bidang pandang ASKAP yang sangat luas. Pengamatan itu sebagai bagian dari penyelidikan berkelanjutan terhadap evolusi galaksi.

Dalam makalah mereka, tim mampu menunjukkan bahwa arus keluar hidrogen atomik dingin memanjang setidaknya dua kiloparsec  atau 6.523 tahun cahaya dari bar pembentuk bintang galaksi. Pada perkiraan, arus keluar terbentuk sekitar 25-60 juta tahun yang lalu.

Dan mereka keluar dari galaksi dengan laju yang luar biasa. Mereka mengandung sekitar 10 juta massa matahari gas, atau sekitar 3 persen dari total gas atom galaksi.

Disimpulkan fluks massa gas atom, kata para peneliti, setidaknya urutan besarnya lebih tinggi dari tingkat pembentukan bintang. Galaksi Awan Magellan Kecil meledakkan hidrogen atomnya lebih cepat daripada membuat bintang baru.

Hal ini adalah berita buruk bagi kelangsungan hidup galaksi ini. Namun,  itu mungkin menjadi berita baik bagi ruang di sekitarnya, serta bagi para astronom yang mencari bukti umpan bintang dari galaksi kerdil. "Hasilnya juga penting karena menyediakan kemungkinan sumber gas untuk Aliran Magellan besar yang mengelilingi Bima Sakti," kata McClure-Griffiths.

Tapi, dia menambahkan, pada akhirnya, galaksi Awan Magellan Kecil sepertinya akan dilahap oleh Bima Sakti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement