Jumat 26 Oct 2018 15:16 WIB

Diretas, Ini Daftar Maskapai yang Kebobolan Data Penumpang

Maskapai Cathay diretas dan mengakibatkan kebocoran data 9,4 juta penumpang

Rep: Santi Sopia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penumpang melewati konter Cathay Pacific di Bandara Internasional Hong Kong.
Foto: REUTERS/Bobby Yip
Penumpang melewati konter Cathay Pacific di Bandara Internasional Hong Kong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai penerbangan menjadi salah satu sasaran empuk untuk peretas. Tidak hanya informasi pribadi dari kartu identitas, data penumpang juga bisa memberitahu tempat di mana mereka berada. Peretasan tentunya menjadi mimpi buruk bagi banyak perusahaan, termasuk maskapai. 

Musibah ini menimbulkan kekecewaan hingga berimbas pada merosotnya jumlah pelanggan. Berikut beberapa maskapai penerbangan yang pernah mengalami peretasan.

1. Cathay Pacific

Sistem komputer Cathay Pacific, maskapai penerbangan internasional yang berbasis di Hong Kong telah diretas dan mengakibatkan kebocoran data hingga 9,4 juta penumpang. Kebocoran ini seputar data pribadi dan riwayat perjalanan penumpang.

Pihak Cathay Pacific mengakui sistem komputernya telah dikompromikan setidaknya tujuh bulan yang lalu. Data penumpang yang bocor, termasuk nomor telfon, tanggal lahir, nomor keanggotaan frequent flier, nomor paspor dan nomor ID pemerintah, serta informasi tentang perjalanan lalu lintas penumpang. 

Maskapai ini mengatakan sebanyak 27 nomor kartu kredit, bukan kode keamanannya, telah bocor, antara lain, 403 nomor kartu kredit yang habis masa berlakunya.

Dilansir New York Times, Jumat (26/10), perusahaan menjamin tidak ada kata sandi yang diretas. Peretasan ini juga tidak akan memengaruhi operasi penerbangan atau keselamatan. 

"Keselamatan dan keamanan penumpang kami tetap menjadi prioritas utama kami," kata Rupert Hogg, kepala eksekutif perusahaan.

Kekuatan ekonomi Asia telah tumbuh selama setengah abad terakhir. Cathay telah menjadi operator utama di kawasan ini, yang dikenal secara global untuk layanan pelanggannya. 

Tahun lalu, maskapai membawa hampir 35 juta penumpang ke sekitar 200 tujuan di lebih dari 50 negara atau wilayah. Tetapi peretesan ini cukup menyulitkan bagi perusahaan China Air yang didukung negara sebagai pemegang saham utama.

Cathay telah menghadapi persaingan yang semakin ketat di kawasan ini dari maskapai berbiaya rendah dan pesaing lainnya, dan telah kehilangan uang selama dua tahun terakhir. Sahamnya jatuh dalam perdagangan Hong Kong pada Kamis kemarin.

Di era perlindungan data telah mengemuka di Washington dan ibukota global lainnya, pelanggaran Cathay sebetulnya tidak terlalu menonjol dalam skalanya. Maskapai ini mengatakan dalam pengajuan dengan Bursa Saham Hong Kong, sekitar 860 ribu nomor paspor dan 245 ribu nomor kartu identitas Hong Kong telah diekspos. 

Peretasan ini mengingatkan kita pada pelanggatan keamanan yang yang juga dialami Facebook. Teranyar, pada bulan lalu, sedikitnya 50 juta akun pengguna juga bocor.

Namun, jenis informasi pada sistem Cathay lebih lengkap, mulai dari nama, ulang tahun, jadwal perjalanan dan rincian paspor yang bisa disalahgunakan untuk mereset kata sandi atau mendapatkan informasi keuangan pribadi.

2. British Airways

Bulan lalu, British Airways juga menyatakan telah terjadi peretasan identitas pemesan penerbangan pada situs web atau aplikasinya selama sekitar dua pekan di bulan Agustus dan September. Pelanggaran keamanan itu mengungkap detail pribadi dan keuangan, namun, tidak memberikan informasi perjalanan atau paspor.

3. Delta Air Lines

Ada lagi, Delta Air Lines yang di awal tahun ini mengalami kebocoran data informasi pembayaran pelanggan. Maskapai menyediakan obrolan online, tetapi tidak ada rincian paspor pelanggan yang diretas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement