Sabtu 20 Oct 2018 12:00 WIB

Facebook Rekrut Mantan Wakil PM Inggris

Nick Clegg dinilai sangat memahami tanggung jawab Facebook terhadap penggunanya.

Jutaan data dari akun Facebook digunakan oleh Cambridge Analytica
Foto: Reuters/Dado Ruvic
Jutaan data dari akun Facebook digunakan oleh Cambridge Analytica

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Facebook, yang sedang dalam perjalanan yang kritis dan banyak tantangan ke depan, baru-baru ini merekrut mantan wakil perdana menteri Inggris Nick Clegg sebagai wakil presiden komunikasi dan urusan global. Clegg yang juga seorang anggota parlemen Inggris dan Eropa dinilai sangat memahami tanggung jawab yang dimiliki Facebook terhadap penggunanya di seluruh dunia.

"Perusahaan kami sedang dalam perjalanan kritis. Tantangan yang kita hadapi adalah serius dan jelas, dan sekarang lebih dari sebelumnya dibutuhkan perspektif baru untuk membantu kita melalui waktu perubahan ini. Peluangnya juga jelas," kata Chief Operating Officer Facebook Sheryl Sandberg dalam pernyataan resminya, dikutip Sabtu (20/10).

Menurut Sandberg, setiap hari orang-orang di dunia telah menggunakan aplikasi Facebook untuk terhubung dengan keluarga dan teman dan membuat perbedaan dalam komunitas mereka. "Jika kita dapat menghormati kepercayaan yang mereka berikan kepada kita dan memenuhi tanggung jawab kita, kita dapat membantu lebih banyak orang menggunakan teknologi untuk berbuat baik," katanya.

Itulah kenapa Facebook menggandeng Nick Glegg untuk bergabung. Pengalaman dan kemampuan Nick untuk bekerja melalui isu-isu kompleks, menurut Sandberg, akan sangat berharga pada tahun-tahun mendatang. "Saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Elliot Schrage, yang memimpin tim kebijakan dan komunikasi global kami selama 10 tahun terakhir. Elliot telah menjadi sumber kekuatan dan kebijaksanaan dan telah membimbing kita melalui beberapa momen paling penting dalam sejarah kita," kata Sandberg kepada Elliot, pendahulu Nick.

Facebook saat ini memang sedang dalam perjalanan kritisnya, setelah berkembang menjadi perusahaan dan media sosial terbesar dunia, perusahaan ini mengalami beberapa guncangan, seperti kasus peretasan yang menyebabkan akun dan data pribadi jutaan penggunanya dicuri. Belakangan investor Facebook juga menginginkan CEO Mark Zuckerberg untuk mundur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement