Rabu 17 Oct 2018 10:20 WIB

Bos Google Benarkan Ciptakan Mesin Pencari untuk Cina

Keputusan tersebut menuai kekhawatiran dari karyawan Google.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ani Nursalikah
Menlusuri google. Ilustrasi
Foto: indy100
Menlusuri google. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Google akhirnya mengonfirmasi proyek mesin pencari daring versi sensor di Cina. Proyek yang dikonfirmasi Senin (15/10) ini memicu reaksi karyawan perusahaan selama lebih dari sepekan.

Proyek dengan kode Dragonfly ini tidak hanya nyata tapi sudah diperlihatkan pada para eksekutif Google. Hal ini dapat membuka jalan bagi Google untuk memasuki kembali pasar mesin pencarian daring Cina setelah hampir satu dekade.

Baca Juga

“Jika Google beroperasi di Cina, seperti apa nantinya? Pertanyaan apa yang kami dapat layani?. Ternyata kami akan dapat melayani lebih dari 99 persen pertanyaan,” kata Kepala Eksekutif Sundar Pichai, seperti yang dilansir di The Washington Post, Rabu (17/10).

Terlepas dari permintaan pemblokiran pencarian materi sensitif tentang politik, seperti demonstrasi demokrasi Tiananmen Square 1989, Google percaya mesin pencarian daring versi sensor masih bisa bermanfaat bagi pengguna internet Cina untuk mencari informasi lain.

Google dapat membantu meningkatkan permintaan pencarian untuk perawatan kanker dengan menghubungkan pengguna ke perawatan yang sah dan menghindari penipuan. Namun inisiatif ini memicu perdebatan internal mengenai nilai-nilai perusahaan Google.

Sementara itu, surat yang bocor dan ditandatangani lebih dari 1.400 karyawan menyebutkan Dragonfly sebagai keberangkatan yang mengkhawatirkan dari transparansi normal Google.

“Saat ini kami tidak memiliki informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang pekerjaan kami, proyek kami, dan karyawan kami,” demikian yang tertulis di surat tersebut.

Seperti banyak perusahaan lain, Google mengincar Cina sebagai peluang pasar besar. Cina yang memiliki populasi sekitar 1,4 miliar ini sudah sangat bergantung pada sistem operasi Google Android.

Pada 2013, sembilan dari 10 ponsel pintar di Cina menjalankan Android. Namun, posisi Google di ponsel bisa terkikis ketika para pesaing Cina berusaha mengembangkan alternatif aplikasi untuk Android. Mendapatkan akses yang lebih luas ke khalayak Cina dapat memberi Google lebih banyak peluang untuk melayani iklan daring dan menjual aplikasi seluler.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement