Selasa 16 Oct 2018 06:50 WIB

AS Serius Garap Proyek Pentagon Ciptakan Tentara Serangga

Peneliti khawatir serangga tersebut hanya menjadi senjata kimia.

Rep: umar mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Belalang Setan (Aularches millaris)
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Belalang Setan (Aularches millaris)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Peneliti Amerika Serikat sedang gencar meneliti apakah satuan tugas serangga pembawa virus yang dimodifikasi secara genetik bisa menyelamatkan peternakan Amerika. Namun beberapa peneliti lain khawatir, serangga tersebut hanya menjadi senjata kimia yang tak terkendali saat diciptakan.

Hal itu memang masih menjadi perbincangan di kalangan peneliti proyek baru Pentagon yang terbilang kontroversial. Proyek apa itu? Namanya disebut "Sekutu Serangga", didanai Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan (DARPA).

Dilansir di Live Science, Selasa (16/10), proyek tersebut melibatkan penggunaan teknik pengeditan gen seperti CRISPR untuk menginfeksi serangga dengan virus yang dimodifikasi yang dapat membantu membuat tanaman Amerika lebih tangguh.

Jika ladang jagung dilanda kekeringan yang tidak terduga atau tiba-tiba terkena patogen, misalnya, Sekutu Serangga mungkin mengerahkan pasukan kutu daunnya untuk membawa virus yang dimodifikasi secara genetis untuk memperlambat laju pertumbuhan tanaman jagung.

Menurut situs DARPA, "terapi bertarget" ini dapat berlaku dalam satu musim tanam, berpotensi melindungi sistem tanaman Amerika dari ancaman keamanan pangan seperti penyakit, banjir, es dan bahkan "ancaman yang diperkenalkan oleh negara atau aktor non-negara".

Namun, anggota komunitas ilmiah skeptis. Dalam sebuah surat yang diterbitkan 5 Oktober 2018 di jurnal Science, sebuah tim yang beranggotakan lima ilmuwan menyuarakan kekhawatiran proyek itu dapat dengan mudah dieksploitasi sebagai senjata biologis, atau setidaknya dianggap sebagai satu oleh komunitas internasional.

"Pendapat kami, pembenarannya tidak cukup jelas. Misalnya, mengapa menggunakan serangga? Mereka bisa gunakan sistem penyemprotan," kata Silja Voeneky, profesor hukum internasional di Universitas Freiburg di Jerman kepada Washington Post. Menurutnya, penggunaan serangga sebagai vektor penyebar penyakit adalah bio weapon klasik.

Meski begitu, Blake Bextine, manajer program untuk proyek Sekutu Serangga, tidak begitu mempersoalkannya. Dia mengakui, saat mengembangkan teknologi baru dan revolusioner, ada potensi terjadinya perdebatan.

"Tapi bukan itu yang kami lakukan. Kami memberikan sifat positif pada tanaman. Kami ingin memastikan kami menjamin keamanan pangan, karena keamanan pangan adalah keamanan nasional di mata kami," kata dia.

Proyek Sekutu Serangga masih dalam tahap pengembangan. Namun setidaknya empat perguruan tinggi AS yakni Institut Boyce Thompson, Penn State University, Ohio State University dan University of Texas di Austin telah menerima dana untuk melakukan penelitian.

Bextine mengungkapkan kepada The Washington Post, proyek tersebut merupakan tonggak awal untuk menguji apakah kutu dapat menginfeksi batang jagung dengan virus perancang yang menyebabkan fluoresensi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement