Kamis 11 Oct 2018 12:21 WIB

Google Disebut Ciptakan Mesin Pencari untuk Cina

Mesin pencari tersebut menyensor sejumlah kata agar sesuai dengan aturan sensor cina.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ani Nursalikah
Penggunaan internet tiap tahun tercatat terus bertambah, termasuk pencarian di Google.
Foto: EPA
Penggunaan internet tiap tahun tercatat terus bertambah, termasuk pencarian di Google.

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Google secara diam-diam berencana meluncurkan mesin pencari versi sensor di Cina tahun depan. Informasi tersebut didapatkan dari transkrip yang bocor.

Menurut laporan The Intercept, yang dilansir di Independent, Kamis (11/10), Ketua Mesin Pencari Google, Ben Gomes mengadakan pertemuan untuk membahas kemajuan mesin pencari baru yang dijuluki Project Dragonfly.

Platform itu akan mendaftarhitamkan kata-kata dan ungkapan, seperti “hak asasi manusia”, “hadiah Nobel”, dan “protes pelajar” untuk menyesuaikan undang-undang sensor ketat Cina. Menurut transkrip yang bocor, peluncuran Dragonfly ini direncanakan untuk awal tahun depan.

“Anda telah mengambil sesuatu yang sangat penting bagi perusahaan,” kata Gomes pada karyawan Google, sesuai dengan transkrip yang diperoleh oleh publikasi.

“Saya harus mengakui ini adalah perjalanan yang sulit. Tapi saya pikir itu sangat penting dan berharga dan saya berharap semoga kami dapat mencapai tujuan kami secepat mungkin,” ujarnya.

Seorang juru bicara Google mengatakan mereka telah berinvestasi selama bertahun-tahun untuk membantu pengguna Cina dan mengembangkan android, melalui aplikasi seluler seperti Google Translate dan File Go, serta alat pengembang kami.

“Tetapi pekerjaan kami pada pencarian telah menjadi eksplorasi dan kami belum meluncurkan produk pencarian di Cina dalam waktu dekat ini,” ujar juru bicara tersebut.

Raksasa teknologi ini belum secara terbuka mengakui keberadaan Dragonfly. Tetapi, ratusan karyawan Google menandatangani surat tuntutan transparansi seputar proyek tersebut.

Banyak aplikasi dan layanan Google (termasuk Gmail, Youtube, dan Google Maps) diblokir di Cina, serta situs populer lainnya seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Dengan mematuhi aturan sensor Google agar blokiran dicabut, menurut karyawan Google, hal itu menimbulkan masalah moral dan etika yang mendesak.

Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Mike Pence baru-baru ini menyerukan Google untuk berhenti bekerja pada mesin pencari Cina yang disensor. "Google harus segera mengakhiri pengembangan aplikasi Dragonfly yang akan memperkuat sensor Partai Komunis dan membahayakan privasi pelanggan Cina," kata Pence dalam sambutannya tentang kebijakan Administrasi Trump terhadap Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement