Rabu 03 Oct 2018 17:46 WIB

KPM Membuka Jalan Lain Menuju IMSO

Tim IMSO KPM terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda di bidang akademik.

Tim KPM mengikuti IMSO 2018 di Zheijiang.
Foto: Klinik Pendidikan MIPA
Tim KPM mengikuti IMSO 2018 di Zheijiang.

REPUBLIKA.CO.ID, ZHEJIANG -- Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Ridwan Hasan Saputra (RHS), mengaku bersyukur atas capaian tim KPM di ajang International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) 2018 di Cina, pada tanggal 28 September-04 Oktober 2018. Tim matematika berhasil memperoleh satu medali emas, satu medali perak, dan empat medali perunggu. Sedangkan tim IPA mendapatkan satu medali emas, satu medali perak, dan empat medali perunggu.

“Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena tim KPM berhasil mendapatkan hasil yang sangat memuaskan, 12 anak yang dikirim KPM semua mendapat medali, dengan total raihan dua medali emas, dua medali perak, dan delapan medali perunggu. Tahun ini medali emas yang kita peroleh sama dengan medali emas yang diraih oleh tim dari Kemdikbud yaitu sama-sama mengantongi dua emas,” kata RHS dalam keterangan persnya, Selasa (2/10), seperti dalam siaran persnya.

Tokoh Perubahan Republika 2013 ini, mengungkapkan bahwa prestasi ini sebagai bukti bahwa selain pembinaan akademik ternyata pembinaan adab dan akhlak atau pembinaan karakter sangat penting dan berpengaruh dalam peningkatan prestasi. Sebab tim IMSO KPM tahun ini terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda di bidang akademik.

RHS pun menyebutkan, komposisi tim IMSO KPM ada yang pernah ikut IMSO, ada yang lolos OSN tapi tidak lolos masuk tim Kemdikbud, tapi yang paling banyak adalah yang tidak lolos OSN tingkat nasional. Anak-anak yang tidak lolos OSN ini jika dibina dengan baik akhirnya bisa menghasil prestasi, yang bisa jadi melebihi anak yang juara OSN.

Selain itu, penggagas Kampung Matematika Bogor ini  mengungkapkan, kesuksesan tim KPM dalam membina anak-anak terbukti dapat menghantarkan pelajar dari Kampung Matematika meraih medali perunggu di bidang IPA, atas nama Muhammad Arya Bimasena. Peraih medali perunggu ini merupakan siswa asal SD ABC Kids Kota Wisata, Cibubur. Arya berasal dari kelas reguler di KPM dan tidak mengikuti OSN tetapi memang terlihat memiliki potensi serta semangat belajar yang tinggi.

Ikhtiar KPM dalam menyeleksi tim IMSO tak bisa dikatakan sederhana. Berbagai upaya seleksi ketat pun telah dilakukan. Ada dua jalur seleksi yang digelar oleh KPM. Pertama, melalui event Olimpiade Matematika dan Sains Indonesia (OMSI). Kedua, KPM menyeleksi peserta melalui event Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) yang digelar KPM setiap tahunnya.

“Jadi, bagi pelajar di Indonesia, seandainya tidak lolos OSN tidak perlu risau dan berkecil hati, karena KPM dapat memfasilitasi untuk mengikutsertakan pelajar Indonesia ke berbagai lomba internasional bergengsi, seperti IMSO, IMC, PMWC, dan ITMO. Tentunya, para peserta harus berjuang juga mengikuti proses seleksi ketat KPM. Dan, KPM juga sangat memprioritaskan peserta yang memiliki perilaku/akhlak yang baik,” tutur RHS.

Motivator cara berpikir suprarasional ini berpesan agar pelajar di Indonesia terus meningkatkan kemampuan diri dengan terus belajar, berlatih, dan mengikuti lomba yang digelar KPM, di antaranya event Olimpiade Matematika dan Sains Indonesia (OMSI) dan Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR).

:Semoga peluang untuk mengikuti lomba internasional semakin terbuka luas. Jangan lupa untuk menjaga Akhlak dan adab yang baik serta rajin beribadah. Sebab tanpa pertolongan Allah apa yang kita inginkan akan sangat sulit didapatkan," kata RHS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement