REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan catatan sejarah, di Pulau Sulawesi pernah terjadi beberapa kali tsunami. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Data Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto.
"Sepanjang pantai barat Sulawesi, sekitar 51 tahun sebelumnya itu terjadi gempa dan tsunami juga," kata Eko, dalam diskusi Analisis LIPI untuk Gempa dan Tsunami Indonesia, di Gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (2/10).
Ia menjelaskan, tsunami pertama terjadi pada 1967 yang kemudian menimbulkan budaya baru bagi masyarakat. Tsunami tersebut menyebabkan munculnya pengetahuan tradisional di masyarakat.
Sebagian besar masyarakat kemudian mengungsi ke arah selatan karena tsunami tersebut. "Yang mengungsi para nelayan yang barangkali mereka menyaksikan fenomena gelombang itu tadi," kata Eko.
Baca juga: Pemetaan Daerah Rawan Gempa Perlu Segera Dilakukan
Pada 1969 kembali terjadi tsunami yang kedua. Dua kali tsunami ini sama-sama tidak memiliki gempa berkekuatan terlalu besar, namun tetap menimbulkan tsunami. Oleh karena itu, ia menyimpulkan tsunami disebabkan longsoran bawah laut.
Penyebab tsunami tersebut diperkirakan juga terjadi kembali pada Jumat (28/9) lalu di Palu. Gempa yang terjadi tergolong tidak terlalu besar namun dapat menimbulkan tsunami dengan kekuatan tinggi.
Selain diakibatkan longsor bawah laut, kawasan teluk di Palu hingga Donggala juga mempunyai bentuk mirip kanal tertutup dengan bentuk dasar laut yang curam. Akibatnya, jika ada massa air laut datang gelombangnya lebih tinggi dan kecepatannya lebih cepat.
Baca juga: LIPI Ungkap Penyebab Tsunami Besar Bisa Terjang Palu