REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Klinik Pendidikan MIPA (KPM) kembali berjuang pada ajang bergengsi International Mathematics and Science Olympiad (IMSO), pada tanggal 28 September-04 Oktober 2018 di Zhejiang-Cina. Sebelum bertolak ke Cina, tim terlebih dahulu mendapatkan pembinaan (karantina) dari tim KPM selama dua tahap.
Karantina tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 04-09 September 2018. Sedangkan tahap kedua dihelat pada tanggal 22-27 September 2018 di Padepokan Amir Syahrudin, KPM-Bogor-Jawa Barat.
Sementara itu, terkait dengan aktivitas pembinaan (karantina), Teguh Imam Agus Hidayat selaku Deputy Team Leader mengatakan KPM secara intensif mengadakan pembinaan IMSO. Ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan tiga antena kehidupan, yakni hati, akal, dan panca indera.
Tim Indonesia mengikuti karantina menjelang gelaran IMSO 2018 di Cina.
Di awal karantina, tim fokus mengoptimalkan unsur-unsur dalam berpikir suprarasional. Latihan soal dilakukan untuk mengasah Nalaria anak. Tim KPM pun sangat berfokus pada aspek pembinaan hati (akhlak dan ibadah menurut keyakinan masing-masing), dan panca indera.
"Dengan ketiga unsur ini diharapkan tim dapat melewati gelaran IMSO dengan kualitas hati, akal, dan panca indera pada level yang luar biasa,” ungkap Teguh.
Dari aspek pembinaan materi, tim KPM juga telah meraih beragam materi matematika dan sains dengan sebaik mungkin agar peserta siap menghadapi kompetisi sesungguhnya. Hal tersebut senada dengan penuturan Ina Khoeriah selaku Deputy Team Leader bidang sains.
"Pembinaan IMSO yang digelar KPM Alhamdulillah berjalan dengan baik. Pada tahap pertama fokus pada pembahasan materi utama dan latihan soal. Selain itu juga, tim fokus pada penguatan literasinya. Sedangkan pada tahap kedua ditambahkan dengan sesi simulasi, eksperimen, dan eksplorasi agar peserta dapat terbiasa saat menghadapi kompetisi IMSO sesungguhnya. Semoga kami dapat mempersembahkan prestasi terbaik bagi bangsa,” kata Ina.
Hampir dua pekan kegiatan karantina telah berakhir. Sebanyak 12 peserta terpilih telah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan karantina dengan meninggalkan kesan yang mendalam.
Bagi Fansen Candra Funata, pelajar asal SD Darma Yudha mengaku sangat terkesan mengikuti pembinaan bersama KPM. “Meskipun nuansanya kompetisi, namun semangat kebersamaan dan persaudaraan dengan teman, guru, dan staf KPM terbangun dengan baik,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan M. Arya Bima Sena dan Sandhya Mahendra Dhaneswara. "Terpilih menjadi tim IMSO adalah suatu kebanggaan dan patut disyukuri. Rasa syukur yang saya terapkan adalah semakin bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, memperbanyak teman, dan menjadikan event IMSO sarana menambah ilmu,” pungkasnya.