REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dikenal meluncurkan produk dengan harga lebih miring dibanding kompetitor, Xiaomi kerap kali disebut "perusak harga pasar." Produsen smartphone asal China itu nampaknya risih mendengar julukan tersebut.
"Komentar ini sepertinya datang dari kompetitor. Menurut saya semua orang suka produk yang bagus dengan harga yang bagus," ujar Country Manager Xiaomi Indonesia, Steven Shi, seusai peluncuran Redmi 6A dan Redmi 6 di Jakarta, Selasa (4/9).
"Kami hanya berusaha membawa teknologi kepada siapapun," sambung dia.
Sementara itu, dengan menghadirkan perangkat harga terjangkau, permintaan akan perangkat terbaru Xiaomi sering kali tinggi. Hal ini sudah diantisipasi Xiaomi untuk ponsel terbarunya yang dirilis hari ini, Redmi 6A dan Redmi 6.
"Untuk Redmi 6A dan Redmi 6, kami sudah melakukan persiapan yang panjang. Kami sudah melakukan yang terbaik yang kami bisa untuk memenuhi permintaan pasar. Kali ini kami tidak akan mengecewakan Mi Fans," kata Steven.
Permintaan yang tinggi, menjadi celah untuk penjualan barang gelap atau black market. Menanggapai hal ini, Xiaomi mengaku telah bekerjasama dengan pemerintah. Selain itu, Xiaomi juga akan menambah jumlah Authorized Mi Store.
Tidak hanya ponsel, Xiaomi juga menghadirkan TV cerdas Mi TV dengan harga lebih murah daripada kompetitor. Sebagai perbandingan, dalam presentasinya, VP of Overseas Business Mi TV, Janet Zeng, menyebutkan harga Mi TV 4A 32 inci yang jauh di bawah Samsung UA32_J4303.
Mi TV A4 32 inci dibandrol dengan harga Rp 1,999 juta, sementara TV cerdas Samsung ditawarkan dengan harga Rp 3,499 juta.
"Kita tidak ingin merusak apapun, kami hanya ingin memberikan produk terbaik, teknologi terbaik dengan harga yang jujur, sesuai dengan tagline kami," ujar Steven.