REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Meningkatkan kualtas pendidikan adalah hal yang sulit. Wakil Kepala Sekolah SMP Bantarjati Musleh mengatakan meningkatkan kualitas pendidikan melebihi perjuangan membuat bangunan setinggi 40 lantai. Sebab, kata dia, jika seorang insinyur mendapat amanah membangun suatu bangunan, pekerjaan tersebut akan selesai kala bangunan tersebut sudah jadi.
Sedangkan perjuangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan merupakan perjuangan membangun peradaban, tak bisa berhenti atau merasa puas sampai dititik tertentu. Roda kehidupan terus berputar dan tantangan hidup bagi generasi muda semakin berat karena hidup di zaman ketidakpastian.
“Jika kita tidak menanam bibit unggul (generasi muda) dengan ilmu agama, akhlak, dan pengetahuan yang mumpuni, apa yang akan dapat kita petik dikemudian hari? Oleh sebab itu, semoga dengan hadirnya KPM di Klapnunggal dapat menjadi jembatan bagi para pendidik agar terus berikhtiar menjadi guru yang berkah,” kata Musleh.
SMP Bantarjati Klapanunggal, Sabtu (25/8) menggandeng tim Klinik Pendidikan MIPA (KPM) untuk menyajikan materi yang bertajuk “Strategi Melejitkan Prestasi Siswa dengan Cara Berpikir Suprarasional dan Metode MNR”.
Menyadari hal itu, sekolahnya mengadakan Seminar cara berpikir suprarasional dan Matematika Nalaria Realistik (MNR)bekerja sama dengan Klinik Pendidikan MIPA (KMP), Sabtu (25/8). Lembaga yang berada dibawah naungan Yayasan Indocement Tunggal Prakarsa ini menggandeng tim Klinik Pendidikan MIPA (KPM) untuk menyajikan materi yang bertajuk 'Strategi Melejitkan Prestasi Siswa dengan Cara Berpikir Suprarasional dan Metode MNR'.
“Hadirnya seminar ini merupakan langkah awal kerja sama yang akan dibangun antara SMP Bantarjati dan KMP dalam bentuk Sekolah Center (SC). Oleh sebab itu, seminar ini digelar guna mewujudkan impian tersebut,” ungkap Yoyoh selaku ketua pelaksana kegiatan seminar.
Yoyoh menambahkan penyelenggaraan seminar ini mendapat respons positif dari para peserta. Hal ini terlihat dari antusiasme peserta yang hadir, yakni 80 peserta. Bahkan, peserta yang hadir ada yang berasal dari luar Klapanunggal seperti Ciawi, Tajur, dan Kota Bogor. Pegiat pendidikan alumnus Universitas Indraprasta PGRI ini menegaskan, rangkaian kegiatan ini tak hanya sampai di seminar saja, tetapi akan dilanjutkan dengan pelatihan lanjutan selama dua hari untuk mengkaji lebih dalam ihwal Matematika Nalaria Realistik (MNR).