Sabtu 25 Aug 2018 18:30 WIB

Menjadi Orang Tua Hebat dengan Berpikir Suprarasional

Berpikir suprarasional adalah ketika manusia selalu mengaitkan Allah.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak butuh dipeluk orangtuanya/ilustrasi
Foto: sheknows.com
Anak butuh dipeluk orangtuanya/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Republika kembali menggelarRepublika Fun Science untuk ajang belajar anak-anak SD. Ketika para anak mengikuti kegiatan belajar dalam 'Fun Science and Math' Republika, sambil menunggu para orangtua pun dibekali materi tentang cara berpikir Suprarasional, Sabtu (25/8).

Pelatih Suprarasional dan Litbang Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Asep Sapa'at mengajak para orangtua bagaimana mendidik anak dengan segala keterbatasan yang dimiliki orangtua. "Kami mengawali materi dengan berdiskusi soal anak hebat berawal dari bagaimana cara orangtuanya berpikir," kata dia.

Menurut Asep, berpikir suprarasional adalah ketika manusia mengaitkan Allah sebagai satu-satunya penentu dalam keputusan hidup dan Allah sebagai pusat pertimbangan sebuah pilihan. Asep mencontohkan, ketika seorang pengusaha berpikir suprarasional, maka pengusaha itu akan banyak bersedekah dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.

Ia menitikberatkan tabungan manusia menjadi 2 jenis, tabungan raga dan tabungan jiwa. Tabungan raga, kata Asep, adalah materi yang dimiliki manusia. Sedangkan tabungan jiwa, adalah pahala yang berasal dari amalan baik manusia. "Jika kita memberikan banyak manfaat kepada orang lain, maka manfaat itu akan kembali kepada diri kita," ujarnya.

Salah satu orangtua peserta, Heny, mengatakan apa yang disampaikan Asep dapat menyeimbangkan pola pikirnya dalam mendidik anak. "Jadi kita mendidik anak bukan secara agama atau lingkungan saja, tapi keduanya supaya anak lebih kreatif dan taat ibadah," ujarnya.

Orangtua peserta yang lain, Ali, menganggap cara berpikir suprarasional dapat membantunya menyiapkan generasi penerus untuk masa depan. "Selain itu, materi ini mengajarkan bahwa setiap kebaikan pasti berbalas dengan kebaikan," tuturnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement