Sabtu 11 Aug 2018 13:35 WIB

Arus Samudra Tingkatkan Erosi Gletser di Kutub Utara

gletser Kutub Utara diramalkan naik 19-30 mm sampai 2200.

Kutub Utara
Foto: Reuters
Kutub Utara

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Satu studi internasional mengungkap kemungkinan penyebab erosi gletser di Kutub Utara. Studi yang dipimpin oleh ilmuwan Australia menyebut perubahan arus samudra seperti Arus Teluk mungkin telah mengakibatkan erosi es Kutub Utara di bagian tenggara Greenland 13.000 sampai 11.500 tahun lalu.

"Seluruh sistem samudra adalah seperti 'ban berjalan' besar dan Arus Teluk adalah bagian dari itu di Atlantik Utara," kata penulis studi tersebut, Profesor Chris Turney, dari University of New South Wales.

Saat air hangat itu mengalir ke utara, air tersebut menguap. Garam yang terdapat di air laut menjadi lebih terkonsentrasi dan dingin.

"Jadi, saat air itu bergerak lebih jauh ke utara, air tersebut akhirnya menjadi sangat padat sehingga tenggelam di dasar laut dan bergerak kembali ke khatulistiwa. Saat itu terjadi, air tersebut menarik air yang lebih hangat dari Arus Teluk," kata Turney.

Misteri Blood Falls, Air Terjun Semerah Darah di Antartika

Meskipun gletser Kutub Utara diramalkan naik antara 19 dan 30 milimeter kenaikan permukaan air laut sampai 2200, Turney mengatakan proyeksi itu memperhitungkan dampak yang mungkin terdapat pada aliran samudra. Ia menduga berdasarkan peristiwa pada masa lalu, lelehan air pada masa depan dari Greenland dapat mengganggu aliran Atlantik Utara dan memicu peningkatan erosi.

"Karena itu air segar, aliran tersebut tidak sepadat air garam, jadi arus itu berada di atas samudra dan lebih rentan untuk membeku," kata Turney.

Terjadi pencairan lapisan es Greenland ini, yang membeku di atas lapisan permukaan samudra. Namun, akibat banyaknya air segar yang datang ke Atlantik Utara, air itu membawa air hangat ke ujung lapisan es.

"Akhirnya terjadilah apa yang mereka namakan umpan-balik positif, tempat permukaan dingin tapi ada air hangat di bawah lapisan es Greenland yang mencair, sehingga menarik lebih banyak air segar yang kemudian menutupi lebih banyak permukaan air," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement