Senin 06 Aug 2018 08:51 WIB

Milenial Indonesia Suka Jajal Aplikasi Tapi Abaikan Keamanan

Riset menyebut pengguna aplikasi Indonesia tak anggap penting soal data pribadi.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Smartphone/ponsel yang digunakan remaja. Ilustrasi
Foto: LA Times
Smartphone/ponsel yang digunakan remaja. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum milenial pengguna ponsel pintar di Indonesia adalah masyarakat yang punya karakter suka mencoba aplikasi baru. Akan tetapi, kebiasaan tersebut tidak diiringi dengan kesadaran pentingnya keamanan data personal. Hal itu tercermin dari riset bertajuk The Curve of Convenience yang digelar F5 Network.

Studi tersebut menganalisis generasi digital Asia dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap mereka dalam menggunakan aplikasi. Riset yang merupakan kolaborasi dengan YouGov ini dilakukan di tujuh negara yakni Australia, China, Hong Kong, India, Indonesia, Filipina, dan Singapura pada Maret 2018.

F5 memetakan pilihan antara keamanan atau kenyaman di berbagai negara tersebut. Sebuah kurva kenyamanan dibuat untuk mewakili apa yang pengguna rasakan sesuai dengan diri mereka ketika menyeimbangkan keamanan dan kenyamanan saat memanfaatkan sebuah aplikasi.

Hasilnya, terdapat beberapa kepribadian dalam penggunaan aplikasi (app personalities) di wilayah Asia Pasifik. Di Indonesia, karakter responden menunjukkan mereka lebih menghargai kenyamanan ketimbang keamanan.

"Bisa dikatakan pengguna aplikasi di Indonesia tidak terlalu peduli dengan pentingnya menjaga data pribadi yang mereka masukkan saat login ke sebuah aplikasi. Mereka tidak berpikir dengan memasukkan email saat login ada ancaman keamanan yang mengintai," ungkap Fetra Syahbana, Country Manager F5 Indonesia belum lama ini.

Singkatnya, kaum milenial suka mencoba sesuatu yang baru dan gemar mendahulukan pengalaman ketimbang keamanan. "Begitu ada aplikasi yang katanya bagus, masyarakat langsung ramai-ramai mencoba. Soal keamanan masih diabaikan," imbuhnya.

Hampir setengah responsen (47 persen) tidak puas dengan penggunaan aplikasi secara keseluruhan, serta meyakini masih banyak hal yang perlu dilakukan perusahaan untuk mempertahankan konsumennya. Sebanyak 42 persen responden Indonesia kemungkinan besar akan meninggalkan aplikasi yang bocor, angka yang lebih rendah ketimbang rata-rata Asia Pasifik.

Pada saat bersamaan, 50 persen akan meninggalkan aplikasi begitu terdapat kebocoran. Perilaku responden Indonesia terhadap keamanan cukup bias. Ini terlihat dari hanya 37 persen milenial yang memperhatikan keamanan. Sementara itu pada segmen Gen X sebanyak 57 persen dan Baby Boomers 63 persen yang memilih keamanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement