Senin 23 Jul 2018 22:52 WIB

Siap-Siap Blood Moon akan Terjadi Akhir Pekan Ini

Gerhana bulan total diperkirakan bisa dilihat di wilayah Eropa, Asia, dan Australia

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Penampakan gerhana bulan, Super Blue Blood Moon
Foto: Republika/Wisnu Aji Prasetiyo
Penampakan gerhana bulan, Super Blue Blood Moon

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pada akhir pekan ini tepatnya tanggal 27 Juli 2018 kita akan menyaksikan fenomena alam gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini terjadi karena bumi berada pada posisi diantara bulan dan matahari. 

Dilansir dari Daily Express dan The Guardian, gerhana bulan total tersebut diperkirakan berlangsung selama satu jam 43 menit. Ini artinya gerhana itu akan menjadi gerhana bulan total paling lama selama satu abad terakhir. 

Gerhana bulan total itu nantinya dapat disaksikan dari berbagai belahan dunia. Mereka yang tinggal di benua Eropa, Asia, Australia, dan Amerika bagian selatan bisa menjadi saksi fenomen alam ini. Akan tetapi masyarakat yang tinggal di Amerika bagian utara dipastikan tidak akan mengalami gerhana bulan total. 

Dalam bahasa Inggris, gerhana bulan total 27 Juli mendatang disebut dengan istilah blood moon. Mengapa demikian? Penyebutan itu disematkan lantaran bulan berwarna oranye kemerahan seperti darah selama gerhana berlangsung. Bulan sebenarnya tidak punya atmosfer yang membiaskan cahaya matahari dan menciptakan warna. Sehingga, warna merah yang tampak pada bulan berasal dari sumber yang lain. 

Astrofisikawan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin dalam blognya menerangkan penyebab terjadinya blood moon ini. Ia menjelaskan dalam kondisi tertentu bulan memang bisa tampak berwarna merah. Cahaya matahari yang mengenai bulan memang tertutup bumi. Tetapi atmosfer bumi masih membiaskan cahaya merah dari matahari sehingga bulan tidak gelap total. 

"Hal itu mudah dijelaskan kalau kita melihatnya dari bulan. Astronot di permukaan bulan saat itu sedang menyaksikan gerhana matahari oleh bumi. Bumi tampak dikelilingi cahaya kemerahan akibat atmosfer yang membiaskan cahaya merah dari matahari. Cahaya biru dari matahari dihamburkan oleh atmosfer bumi," tulisnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement