REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti berhasil menemukan bahwa karbohidrat merupakan jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi oleh nenek moyang manusia. Hal ini diketahui melalui sebuah penelitian yang melibatkan beragam sampel gigi manusia zaman dahulu.
Tim peneliti menggunakan 38 sampel gigi manusia yang berasal dari masa Iron Age dan masa kependudukan pasukan Romawi di Inggris. Selain itu tim peneliti juga melakukan analisis terhadap sampel gigi manusia pada abad ke-18 dan abad ke-19, hingga sampel gigi manusia yang baru tutup usia dan manusia hidup saat ini.
"Total 100 sampel arkeologis berupa kalkulus gigi dianalisis," ungkap arkeolog dari Max Planck Institute for the Science of Human History, Jessica Hendy, dan koleganya, dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B.
Tim peneliti menggunakan pendekatan berteknologi tingggi bernama proteomics yang memungkinkan dilakukannya analisis protein spesifik pada sampel. Tantangan terbesar tim peneliti adalah memisahkan protein manusia dari protein makanan yang dikonsumsi.
Meski begitu, Hendy dan tim berhasil menemukan protein yang teridentifikasi berasal dari oat, kacang polong dan sayuran yang berasal dari keluarga kubis pada sampel-sampel manusia purba. Sedangkan, tim peneliti mengatakan kentang, kacang kedelai dan kacang merupakan jenis makanan yang paling umum ditemukan pada manusia-manusia masa kini.
"Yang menarik, kami menemukan bahwa protein susu secara konsisten ditemukan pada semua periode waktu dan terdeteksi pada 20 persen dari individu purba dan individu modern," jelas Hendy dan tim.
Memahami jenis makanan dan pola makan yang diterapkan manusia dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran yang lebih jelas mengenai budaya masa lalu yang saat ini tak lagi dikenali.
Jenis makanan yang dikonsumsi manusia di masa lalu dapat diteliti melalui sisa-sisa makanan yang tertempel pada alat makan keramik. Beberapa jenis makanan juga bisa dianalisis melalui tanda kimiawi pada rambut maupun tulang.
Akan tetapi, menganalisis jenis makanan yang biasa dikonsumsi manusia pada masa lampau melalui plak yang mengeras di gigi dinilai lebih baik. Alasannya, metode ini dapat memberikan gambaran unik mengenai makanan apa yang benar-benar masuk ke dalam mulut orang-orang di masa lampau.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
