REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Facebook kembali meningkatkan keamanannya dari penyebar informasi salah dan pemicu kekerasan. Perusahaan media sosial tersebut mengatakan, mereka akan mampu menghapus tulisan yang memicu kekerasan melalui kebijakan terbarunya.
Cara baru ini diuji coba di Sri Lanka. Negara tersebut baru-baru ini diguncang oleh informasi palsu soal isu antaragama dan ras yang menyebar melalui Facebook. Kejadian tersebut kemudian menggerakkan Facebook untuk memperketat peraturannya.
"Ada beberapa bentuk kesalahan informasi yang telah menyebabkan kerusakan fisik, dan kami membuat perubahan kebijakan yang akan memungkinkan kami untuk menghapus jenis konten itu. Kami akan mulai menerapkan kebijakan tersebut sekitar bulan depan," kata juru bicara Faceboook, dikutip AFP, Kamis (19/7).
Sebagai contoh, Facebook bisa saja menghapus sebuah konten yang tidak akurat atau mengarahkan kepada hal yang salah. Perusahan itu juga bermitra dengan organisasi lokal serta pihak berwenang yang akan ikut memeriksa kebenaran dan kemanan sebuah konten. Kebijakan baru ini juga akan dapat mengambil langkah terkait konten yang tidak eksplisit tapi dapat mendorong perilaku kekerasan.
Sebelumnya di Sri Lanka beredar fitnah bahwa orang beragama Islam meracuni makanan dan menjualnya kepada orang beragama Budha. Hal ini menyebar tidak terkendali di Facebook dan menimbulkan kesalahpahaman.
Facebook telah dikecam karena membiarkan rumor atau informasi palsu beredar. Hal tersebut ditakutkan dapat berkontribusi terhadap maraknya kekerasan.