Rabu 18 Jul 2018 09:51 WIB

Pestisida Rusak Kesuburan Katak Jantan

Peneliti percaya pestisida menghentikan fungsi testosteron di dalam tubuh

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Salah satu jenis katak
Foto: telegraph.co.uk
Salah satu jenis katak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan baru terhadap pestisida dibagikan dalam berbagai bentuk penelitian. Sejumlah peneliti dari Departemen Toksikologi Lingkungan di Universitas Uppsala - satu dari sedikit laboratorium di dunia yang melakukan pengujian kimia siklus hidup katak - menunjukkan pestisida saat ini merusak kesuburan katak jantan dan akhirnya mengganggu keseimbangan populasi jantan dan betina di alam.

Peneliti melihat penyebab menurunnya populasi katak bercakar (Xenopus tropicalis) di Afrika Barat. Pestisida  terbukti mengganggu endokrin dengan cara masuk ke kolam-kolam atau habitat tempat katak bertelur saat pestisida disemprotkan ke tanaman di dekatnya.

Peneliti menemukan berudu yang terkena linuron pestisida mengganggu perkembangan testis pada berudu jantan, dan sebaliknya meningkatkan perkembangan ovarium pada berudu betina. Analisis ekspresi  genetik pada berudu menunjukkan rasio katak betina lebih banyak dibanding katak jantan.

Faktanya semakin memburuk ketika katak mencapai usia dewasa. Kesuburan katak jantan semakin terganggu dan fitus spesifik gender menjadi lebih feminin. Peneliti percaya ini karena pestisida menghentikan fungsi testosteron di dalam tubuh katak.

Pemimpin penelitian yang juga seorang exotoxicologist, Cecilia Berg mengatakan hasil ini menggambarkan bagaimana pestisida menyebabkan kerusakan permanen pada katak yang terpapar saat masih berudu. Populasi katak di seluruh dunia berada dalam ancaman kepunahan karena reproduksi terganggu.

Peneliti percaya 40 persen spesies amfibi di bumi terancam punah dengan hilangnya habitat, polusi, wabah jamur, dan kini pestisida. Ilmuwan di Jerman bahkan memperingatkan ancaman harmagedon ekologi setelah menemukan populasi serangga menurun hingga 75 persen di cagar alam di negara tersebut.

Dr Berg berkomentar Komisi Eropa sedang mengambil langkah-langkah untuk membuat penilaian risiko pestisida. Hasil penelitian mereka bisa membantu membentuk kebijakan pestisida lebih baik ke depan.

"Bukan hanya katak yang rentan pestisida, namun juga manusia, yaitu menghambat kematangan seksual pada anak laki-laki. Mereka jug abisa mengalami masalah perilaku, risiko kanker testis saat dewasa," kata Berg, dilansir dari Health News, Rabu (18/7).

Herbisida juga bisa menghancurkan kelenjar prostat manusia, mengganggu reproduksi, menyebabkan ketidakseimbangan hormon, dan bahkan menyebabkan kematian dini. Mengapa kita masih saja membiarkan tanaman-tanaman yang kita makan disemprot dengan zat kimia beracun ini?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement