REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Google akan melakukan pengembangan di bawah laut agar infrastruktur cloud-nya akan lebih baik menghadapi dua rival, Amazon dan Microsoft. Raksasa mesin pencari ini mengumumkan pada Selasa (17/7) mereka membangun kabel bawah laut pribadi antara Amerika Serikat dengan Prancis.
Dilansir di Business Insider, Rabu (18/7), kabel bawah laut milik Google akan diberi nama Dunant. Nama ini diambil dari Henry Dunant, pendiri Hadiah Nobel Perdamaian yang juga merupakan penerima pertama nobel. Google memprediksi, Dunant sudah bisa berfungsi pada 2020.
Negosiator strategis infrastruktur global di Google, Jayne Stowell menjelaskan, Dunant akan menambah kapasitas jaringan di seluruh Atlantik. "Dunant juga melengkapi salah satu rute tersibuk di internet dan mendukung pertumbuhan Google Cloud," tulisnya dalam unggahan blog.
Kabel bawah air biasanya dibangun dan dipelihara oleh konsorsium perusahaan. Misal, Google dan Facebook bekerja sama pada 2016 untuk proyek kabel sepanjang 8.000 mil yang menjembatani Los Angeles dan Hong Kong.
Tapi, kali ini, kabel Dunant hanya milik Google sendiri. Dunant akan menjadi kabel trans-Atlantik pertama yang dimiliki perusahaan non-telekomunikasi.
Ini berarti, Google memiliki kontrol lebih besar atas kapasitas dan rute kabel. Hal ini memberikan keunggulan infrastruktur atas pesaingnya seperti Microsoft Azure dan Amazon Web Service yang bergantung pada kabel konsorsium untuk membantu data mereka melalui Samudra Atlantik.
Dunant merupakan kabel pertama Google yang mencakup samudra tersebut. Namun, untuk kabel pribadi, Dunant merupakan infrastruktur kedua milik Google. Kabel pertama, yang diberi nama Curie, akan mulai beroperasi pada 2019, menghubungkan Los Angeles dan Cile.