REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan menemukan asteroid kembar yang langka di dekat Bumi. Itulah yang disadari para astronom setelah mereka mempelajari asteroid dekat Bumi yang diberi nama 2017 YE5. Temuan ini diumumkan oleh Badan Antariksa AS (NASA) pada 12 Juli lalu. Rupanya mereka bukan menemukan satu asteroid melainkan dua asteroid yang mengorbit satu sama lain.
Dilansir dari LiveScience, asteroid kembar ini terdeteksi oleh oleh tiga teleskop radar. Astronom menggunakan tiga teleskop radar berbeda, yang memantulkan sinar gelombang radio dari asteroid, untuk memahami bentuk 2017 YE5.
Telsekop menembakkan gelombang gelombang radio di asteroid terdekat dan menunggu refleksi untuk kembali ke Bumi. Astronom dapat menggunakan sinyal yang diterima untuk melukis gambar bentuk asteroid.
Dari sinyal radar itu, ilmuwan menerjemahkan bahwa apa yang tampak seperti dua sinyal dari satu batu sebenarnya adalah dua batu terpisah, berputar-putar satu sama lain setiap 20 hingga 24 jam.
Ini adalah kejutan yang sangat menarik karena dua potongan YE5 2017 memiliki ukuran hampir sama. Masing-masing sekitar 900 meter. Sejauh ini, para ilmuwan melihat kebanyakan asteroid biner besarnya tidak merata. Satu asteroid mengerdilkan asteroid yang lain.
Pengamatan baru 2017 YE5 menunjukkan hasil yang menarik lainnya. Pasangan ini bukan kembar identik. Salah satu asteroid terlihat jauh lebih gelap daripada yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa asteorid kemungkinan terbuat dari material yang berbeda, atau mungkin memiliki tekstur yang sangat berbeda.
Tapi mungkin butuh waktu lama untuk menjawab pertanyaan ini atau teka-teki lain dari asteroid kembar itu. Pengamatan bisa dilakukan ketika asteroid berada dalam jarak dekat dengan Bumi atau ketika asteroid terbang sejauh 3,7 juta mil (6 juta kilometer) jauhnya. Ini akan terjadi lebih dari 170 tahun lagi.