Ahad 15 Jul 2018 17:26 WIB

Microsoft Usul Terbitkan Aturan Khusus Sistem Pemindai Wajah

Riset di MIT menyebutkan akurasi pemindai bervariasi, terutama untuk kulit berwarna

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Peranti lunak pemindai wajah dapat mengidentifikasi karakter wajah paling unik dari seseorang yang dikenal dengan istilah sidik wajah atau 'face print'.
Foto: abc
Peranti lunak pemindai wajah dapat mengidentifikasi karakter wajah paling unik dari seseorang yang dikenal dengan istilah sidik wajah atau 'face print'.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Teknologi keamanan yang mengandalkan sistem pemindai wajah atau facial recognition berkembang makin pesat. Melihat kondisi ini, Presiden Microsoft Brad Smith mengusulkan agar pemerintah Amerika Serikat (AS) membuat regulasi yang mengatur penggunaan sistem pemindai wajah. 

Mengutip blog resmi Microsoft akhir pekan ini, Brad Smith berharap terbitnya regulasi akan mencegah penyalahgunaan sistem pemindai wajah. CNN yang mengutip blog itu menyebut perlunya aturan khusus yang membatasi penggunaan teknologi.

"Pemindai wajah memunculkan pertanyaan kritis, apa peran yang kita inginkan dari teknologi ini dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat?" tulis Smith.

Ia mengungkapkan perusahaan punya tanggung jawab terhadap inovasi masing-masing. Perusahaan harus bisa mengontrol bagaimana teknologi itu disebarkan dan menjamin penggunaannya sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat luas. 

"Mungkin bukan hal yang biasa ada perusahaan yang meminta pemerintah membuat aturan untuk produk-produknya. Namun, ada banyak pasar di mana kebijakan yang matang berkontribusi menciptakan konsumen yang dinamis dan sehat serta disukai oleh produsen," paparnya.

Pemindai wajah adalah kemampuan komputer mengidentifikasi wajah manusia dari foto atau kamera. Raksasa-raksasa teknologi seperti Apple, Amazon, dan Microsoft termasuk dalam golongan yang gencar mengembangkan teknologi tersebut. Dewasa ini, penggunaan pemindai wajah telah merambah berbagai industri dari hotel, kasino, hingga media sosial.

Para pendukung teknologi itu menyatakan pemindai wajah bisa meningkatkan pengamanan dan membantu membongkar kasus-kasus kriminal. Di sisi lain, ada juga pihak yang santer mengkritisi lantaran pemindai wajah dianggap bisa melanggar privasi seseorang. Apalagi pengelolaan data yang masuk lewat pemindai wajah juga masih dipertanyakan. 

Berdasarkan riset Massachussets Institute of Technology (MIT), akurasi pemindai wajah bervariasi. Akurasinya teknologi ini tergantung dari jenis kelamin. Wanita dan orang-orang dengan kulit berwarna disebut lebih sulit diidentifikasi secara akurat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement