Jumat 06 Jul 2018 06:42 WIB

Bandara Australia Mulai Uji Coba Check-In Biometrik

Sistem check in dilakukan otomatis. Penumpang cukup melakukan proses pengenalan wajah

Rep: Nora Azizah/ Red: Esthi Maharani
Qantas Airlines
Foto: Dailymail
Qantas Airlines

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Penumpang Qantas Airlines yang melewati perjalanan melalui Bandara Sydney akan memiliki pengalaman check in yang berbeda untuk pertama kalinya. Dilansir melalui Engadget, para wisatawan tidak perlu lagi repot menunjukkan paspor. Pasalnya, Bandara Sydney tengah melakukan uji coba check in biometrik.

Sistem check in dilakukan otomatis. Penumpang cukup melakukan proses pengenalan wajah, kemudian membawa tas, menuju akses lounge, dan naik pesawat. Check in biometrik akan memudahkan pekerjaan para pegawai di bandara. Chief Executive Officer (CEO) Bandar Udara Sydney Geoff Culbert mengatakan, tidak akan ada lagi paspor yang harus ditunjukkan. "Wajah akan menjadi tiket masuk dan paspor," ujar Culbert.

Sistem biometrik telah didukung oleh pemerintah federal Australia. Bahkan negara menyuntik dana sekitar 16,6 juta dolar AS agar teknologi tersebut bisa diadopsi di seluruh bandara Australia. Saat ini, Canberra berada diurutan pertama untuk peluncuran Smart Gate atau check in pintar pada Maret 2019 mendatang. Meski tergolong canggih, check in biometrik masih menuai kontroversi.

Seorang ilmuwan bernama Dr Bruce Baer Arnold mengatakan, biometrik cukup bahaya diterapkan. "Teknologi tersebut bisa diakses oleh lembaga pemerintahan lain yang juga menggunakan biometrik," jelas Arnold. Transparansi data telah menjadi hal besar saat ini. Data dalam jumlah besar kini dapat digunakan dan disimpan tanpa sepengetahuan masyarakat.

Sementara itu di Amerika Serikat (AS), teknologi pengenalan wajah yang akan menggantikan identifikasi konvensional sedang dipertimbangkan. Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) telah merencanakan untuk meluncurkan Vehicle Face System. Teknologi tersebut merupakan sebuah inisiatif dalam mengidentifikasi orang-orang yang masuk dan ke luar di perbatasan AS. Rencananya teknologi tersebut akan mulai diterapkan Agustus mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement