Rabu 04 Jul 2018 16:21 WIB

Perwakilan Tik Tok Sambangi Kemenkominfo

Kedatangan perwakilan Tik Tok disebut atas inisiatif aplikasi tersebut.

Aplikasi Tik Tok buatan Cina.
Foto: South China Morning Post
Aplikasi Tik Tok buatan Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan aplikasi Tik Tok menyambangi Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Rabu (4/7) sore. Kedatangan mereka menyusul pemblokiran yang dilakukan terhadap aplikasi tersebut pada Selasa (3/7) sore.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kemkominfo Semuel Abrijani ditemui dalam acara konferensi pers Asia Business Platform 2018 di Jakarta, Rabu, mengatakan kedatangan perwakilan Tik Tok atas inisiatif aplikasi tersebut. "Iya inisiatif Tik Tok. Sekarang lagi datang atas inisiatif mereka. Iyalah market mereka dimatiin," ujar Semuel.

Ia mengatakan Kemkominfo telah memblokir situs dan meminta platform untuk menutup aplikasi tersebut, dan enggan memberikan keterangan lebih lanjut atas pertemuan tersebut. "Nanti saja di Kominfo, kami buat Tik Tok bikin pernyataan juga," ucap Semuel.

Kemenkominfo memblokir sejumlah DNS platform live streaming Tik Tok Selasa sore. Kemenkominfo telah berkoordinasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dalam pemblokiran aplikasi tersebut.

Menkominfo Rudiantara sebelumnya mengatakan, yang diinginkan pemerintah kepada Tik Tok hanya dua. Pertama, mereka harus membersihkan aplikasinya di konten negatif. "Kedua, saya meminta adanya jaminan mereka harus memenuhi sistem untuk membersihkan kalau terjadi lagi sama seperti BigGo yang sudah lebih dulu ditutup," ujarnya saat ditemui di Gedung Manggala wanabakti, Rabu (4/7).

Pemblokiran Tik Tok menurutnya bukan tiba-tiba dilakukan. Tindakan ini telah melalui tahap pemantauan dan karena adanya ribuan pengaduan. Tik Tok sendiri sudah diberitahu adanya aturan oleh Kominfo namun melanggar.

Rudiantara mengakui Tik Tok aplikasi yang cocok untuk mereka yang ingin berkreasi. Namun banyak hal negatif yang perlu diwaspadai. "Jadi sebetulnya permasalahannya bukan di platform, permasalahannya bagaimana mendidik anak-anak kita, dan ini tidak bisa salah satu sektor," tegasnya.

Menurutnya diperlukan kerja sama yang baik dalam menjaga anak-anak maupun remaja pengguna digital, mulai dari lingkungan di rumah, di sekolah hingga literasi tentang digital. Apalagi pengguna Tik Tok di Indonesia sangat banyak. "Kita nomor empat atau lima di dunia," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement