REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejak 2014, es yang berada di Antartika Barat meleleh dalam laju yang cukup mengkhawatirkan dan tidak bisa dihentikan. Diperkirakan mencairnya es di Antartika Barat bisa menaikkan permukaan air laut hingga 10 kaki.
Fenomena mencairnya es tersebut diketahui sejak 10 tahun silam dengan percepatan yang terus meningkat. Akan tetapi, baru-baru ini ada kabar melegakan yang bisa mencegah mencairnya lapisan es yang ada di Antartika itu.
Washington Post melaporkan para peneliti menemukan fenomena bumi yang bisa memperlambat bahkan mencegah es Antartika mencair. Peneliti melihat bahwa lapisan yang ada di bagian dalam bumi dan berada di Antartika Barat terangkat sedikit demi sedikit. Pergerakan tersebut otomatis mengangkat lapisan es yang ada di atasnya.
Lapisan bawah bumi itu bergerak ke atas dengan kecepatan 41 milimeter per tahun. Artinya dalam setahun pergerakannya mencapai 1,5 inci. "Di daerah ini ada pergerakan es yang masif. Ada es yang mencair namun ada juga reaksi masif dari bawah bumi," ungkap Valentina Barletta, peneliti dari Technical University of Denmark.
"Akan tetapi reaksi tersebut lebih dari yang kita kira," ujar wanita yang sekaligus ketua tim peneliti. Kecepatan naiknya lapisan bumi di Antartika Barat melebihi area sekitarnya dan disebut glacial isostatic adjustment.
Barletta bersama rekan-rekannya dari berbagai institusi di Amerika Serikat, Denmark, dan Belanda mengumpulkan pengukuran GPS dari potongan bongkahan es Antartika Barat. Mereka mengukur seberapa cepat kenaikan. Usai meneliti, para ahli berpendapat fenomena baiknya lapisan bumi dapat membantu mengurangi laju pencairan es dengan tiga cara.
Pertama, naiknya lapisan bumi akan mengurangi kontak antara laut dan lapisan es. Sehingga, mengurangi kemungkinan lepas dan mengapungnya es Antartika dari daratan utamanya. Kedua, lapisan bumi yang naik dapat mengangkat permukaan es Antartika menjauh dari permukaan laut. Pada akhirnya, kemiringan lereng es yang berkurang dapat memperlambat laju pencairan.
Gletser Antartika Barat meleleh karena lapisan dalam yang tipis menyentuh permukaan air yang menghangat. Hingga saat ini, ilmuwan masih meneliti seberapa besar kenaikan lapisan bawah bumi dapat terjadi.