REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO -- Facebook telah mengembangkan cara untuk menyelamatkan foto-foto wajah dengan mata tertutup. Sebuah tim insinyur Facebook menggunakan teknologi baru yang disebut 'in-painting', di mana sebuah program mengisi ruang dengan apa yang dianggapnya ada di sana.
Dalam hal ini, fitur itu menggantikan mata tertutup dengan yang terbuka. Meski menghiasi dengan cara tersebut, hasilnya bisa tampak sangat realistis.
Para insinyur melatih sistem pembelajaran mesin, yang disebut Generative Adversarial Network (GAN), untuk secara otomatis memperbaiki mata tertutup. Dua jaringan saraf dilatih untuk mengenali mata seseorang dan membuat ulang dengan mereferensikan kumpulan gambar dari pengguna di mana mata mereka dalam kondisi tertutup.
Facebook menggunakan teknologi bagi foto pengguna yang matanya tertutup.
Dalam gambar referensi, jaringan syaraf menggunakan in-painting untuk mengumpulkan informasi tentang warna kulit pengguna, bentuk mata dan warna iris. Fitur ini telah digunakan untuk meniru elemen lain dari foto, seperti latar belakang fotografi alam yang hilang.
Mereka berharap teknik yang sama dapat diterapkan pada gambar orang, namun, dengan cara yang dapat dipelajari oleh jaringan pembelajaran mesin. Memulas wajah manusia seharusnya lebih terlihat, tanpa mengorbankan struktur wajah unik seseorang.
"Ada sedikit keraguan bahwa algoritma retouching wajah realistis adalah topik penelitian yang berkembang dalam visi komputer dan komunitas pembelajaran mesin," kata para peneliti, dikutip dari Dailymail, Rabu (20/6).
Algoritma retouching telah banyak digunakan untuk hal-hal seperti memperbaiki mata merah, menghilangkan noda, memanipulasi fitur wajah dan menciptakan rias sintetis. Hanya saja, kemampuan perbaikan itu masih sensitif pada kesalahan dalam struktur wajah.
Untuk menghasilkan foto yang realistis, para peneliti melatih GAN pada dua juta foto. Sekitar 200 ribu orang menyediakan foto untuk penelitian, dengan satu atau lebih foto setiap orang dengan mata terbuka. Kumpulan data terpisah termasuk 100 ribu foto selebritis.
Untuk memverifikasi bahwa sistem bekerja, insinyur Facebook meminta peserta untuk melihat satu set gambar, yang berisi satu gambar referensi dan gambar nyata, dan memutuskan mana yang tidak diubah. Para peserta mengatakan foto yang dihasilkan oleh AI adalah 'nyata' sebesar 54 persen.
Namun, para peneliti mencatat bahwa teknik ini tidak selalu berhasil. Teknologi itu tersandung ketika menemukan kacamata atau gaya rambut tertentu dalam sebuah foto.
Ada pula masalah dalam menganalisis wajah yang ditampilkan pada sudut ekstrim dan foto dengan banyak noise. Para peneliti mengatakan fitur ini pun tidak akan dapat menghasilkan hasil tanpa foto referensi dari pengguna dengan mata terbuka.
Meski masih banyak kekurangan, fitur ini menghasilkan hasil yang jauh lebih realistis daripada teknologi serupa yang dikembangkan oleh perusahaan seperti Adobe dan Pixelmator. Facebook membandingkan teknologinya dengan fitur 'Open Closed Eyes' Adobe dalam Photoshop Elements dan perbedaannya sangat mencolok.
Tidak jelas apakah atau kapan Facebook berencana untuk merilis teknologi untuk digunakan pada platform media sosialnya. Perusahaan mungkin harus menjawab beberapa pertanyaan seputar bagaimana penggunaan teknologi dan apakah itu akan memerlukan persetujuan pengguna ketika terkait dengan foto yang diunggah ke situs.