REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasokan sayuran dunia bisa turun lebih dari sepertiga pada 2050. Hal tersebut bisa diatasi dengan diambilnya tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim.
Studi yang dilakukan peneliti dari London School of Hygiene and Tropical Medicine menyatakan, hasil rata-rata global dari tanaman seperti kacang kedelai dan kacang -kacangan terus menurun sebagai akibat dari peningkatan suhu dan kekurangan air. Hal ini pada gilirannya dapat berdampak pada kesehatan masyarakat sebagai bahan utama dari diet yang sehat menjadi langka.
"Studi kami menunjukkan bahwa perubahan lingkungan seperti peningkatan suhu dan kelangkaan air dapat menjadi ancaman nyata bagi produksi pertanian global, dengan kemungkinan dampak lebih lanjut pada keamanan pangan dan kesehatan penduduk," kata peneliti utama Dr Pauline Scheelbeek, dikutip Independent, Selasa (12/6).
Sayuran dan kacang-kacangan merupakan komponen penting dari diet yang sehat, seimbang, dan berkelanjutan. Scheelbeek menjelaskan, pedoman nutrisi secara konsisten menyarankan orang untuk memasukkan lebih banyak sayuran dan kacang-kacangan ke dalam makanan mereka.
Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil panen dapat ditingkatkan oleh peningkatan kadar gas rumah kaca karbon dioksida di atmosfer. Namun, studi baru, berdasarkan tinjauan sistematis bukti yang kembali ke tahun 1975, menunjukkan manfaat ini kemungkinan batal akibat efek lingkungan lainnya.
Para peneliti memperkirakan dampak masa depan dari faktor-faktor kunci yang mempengaruhi produksi tanaman, termasuk peningkatan kadar gas rumah kaca, berkurangnya ketersediaan air untuk irigasi, dan naiknya suhu. Mereka memperkirakan bahwa hasil rata-rata global sayuran dan kacang-kacangan seperti kacang kedelai dan kacang-kacangan lain diprediksi akan berkurang masing-masing sebesar 35 persen dan 9 persen.
Tim yang menulis dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences menekankan, varietas tanaman baru dan perbaikan dalam pertanian dan mekanisasi sangat dibutuhkan untuk melindungi persediaan sayuran. Kalau hanya mengambil pendekatan 'bisnis seperti biasa', perubahan lingkungan secara substansial akan mengurangi ketersediaan global makanan penting ini.