Selasa 05 Jun 2018 23:15 WIB

Setelah Miliaran Tahun Lalu, Waktu di Bumi Berubah

Satu hari di bumi memiliki waktu lima jam lebih pendek dari satu miliar tahun lalu

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Planet Bumi
Foto: abc news
Planet Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika satu hari sepertinya tidak pernah cukup untuk menyelesaikan semuanya, maka setidaknya sekarang ini waktu telah berubah. Menurut perhitungan baru, satu hari di bumi memiliki waktu lima jam dan lima belas menit lebih pendek dari satu miliar tahun yang lalu, jauh sebelum kehidupan kompleks menyebar di planet ini.

Para ilmuwan menggunakan kombinasi teori astronomi dan tanda geokimia yang terkubur di bebatuan purba, untuk menunjukkan 1,4 miliar tahun lalu Bumi mengubah revolusi penuh pada sumbunya setiap 18 jam 41 menit. Angka itu berarti, rata-rata, lamanya hari dibumi sekitar satu per 74 ribu menit per tahun sejak zaman Precambrian.

Kecenderungan ini diperkirakan akan terus berlanjut selama jutaan tahun. Ketika rotasi Bumi berangsur turun, bulan bergerak semakin menjauh. Ditulis dalam Proceedings of National Academy of Sciences, Stephen Meyers di Universitas Wisconsin Madison dan Alberto Malinverno di Universitas Columbia menghitung selama 1,4 juta tahun terakhir, bulan telah melayang sekitar 44 ribu km dari Bumi ke jarak 384.400 km.

Mayers dan Malinvern mengatur sendiri tugas merekonstruksi perubahan jarak antara Bumi dan bulan, serta variasi di orbit Bumi bersama dengan guncangan dan kemiringan yang dikenal sebagai siklus Milankovitch. Hingga saat ini , sulit mendapatkan angka-angka yang dapat dipercaya lebih dari 50 juta tahun yang lalu.

Karena siklus Milankovitch mempengaruhi berapa banyak sinar matahari mencapai kutub planet, mereka adalah penggerak utama perubahan iklim dalam rentang waktu mulai dari puluhan ribu hingga jutaan tahun. Untuk menjabarkan frekuensi siklus dalam sejarah Bumi, para ilmuwan melihat rasio tembaga dan alumunium terkait dengan perubahan iklim sedimen laut Xiamaling Cina Utara yang berusia 1,4 tahun dan punggung Bukit Walvis di Atlantik Selatan berusia 55 tahun, serta memasukkannya ke dalam model.

“Kami tertarik merekonstruksi siklus Milankovitch karena mereka menyedaiakan alat yang kuat untuk mengevaluasi sejarah planet kita dan tata surya. Mereka seperti rambu-rambu di jalan setapak, memungkinkan kita menavigasi sejarah geologi,” kata Meyers, dikutip dari The Guardian, Selasa (5/6).

Adapun selamanya bulan tidak akan bergerak mundur dari Bumi. Pada titik tertentu di masa yang akan datang, bulan akan mencapai jarak yang stabil dan hanya akan terlihat di setengah bagian Bumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement