REPUBLIKA.CO.ID, MOUNTAIN VIEW -- Petinggi Google menyatakan perseroan menghentikan program kontroversial Project Maven dengan Pentagon. Sementara itu kontrak antara Google dan Pentagon akan berakhir pada 2019.
CEO Google Cloud, Diane Greene mengatakan mereka tidak akan memperbaruinya saat itu. Keputusan itu muncul setelah Google menghadapi reaksi atas keterlibatan mereka dalam Project Maven dalam beberapa bulan ini.
Hampir lebih dari selusin karyawan Google mengundurkan diri dari perusahaan sebagai akibat dari langkah itu. Lebih dari tiga ribu karyawan menulis surat pada Google dengan mengatakan seharusnya tidak ada persenjataan perang dalam bisnis, terutama pengembangan kecerdasan buatan.
Menurut Gizmodo, sepeti yang dikutip dari Daily Mail, Senin (4/6), reaksi itu sangat buruk bagi perusahaan. Greene mengakui Google tertarik dalam mengejar kemitraan dengan militer pada suatu waktu. Tetapi sejak itu, Google telah menyesuaikan sikapnya dan sekarang mereka berencana merilis prinsip-prinsip etika yang diperbarui tentang penggunaan AI.
Selain itu, penghentian program kontroversial ini disebut-sebut karena kontrak yang bernilai kecil. Namun, email yang bocor menunjukkan unit pengembangan bisnis Google berharap dapat menghasilkan 250 juta dolar AS per tahun dari proyek ini.
Dalam email, kepala ilmuwan Google Cloud Dr Fei-Fei Li menulis kekhawatirannya tentang bagaimana publik akan mempersepsikan proyek tersebut.
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi jika media mulai mengambil tema bahwa Google secara rahasia membangun teknologi AI untuk mengaktifkan senjata bagi industri pertahanan," kata Li.
Sebelumnya, terungkap Google terlibat dalam program drone misterius dengan Pentagon. Pengerjaan proyek ini dimulai pada April lalu.