Selasa 29 May 2018 11:52 WIB

7 Aplikasi Ini Bisa Menjadi Penunjang Kesehatan Mental

Tiap aplikasi memiliki fungsi berbeda mulai dari platform pesan hingga pengingat

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Salah satu aplikasi dan laman organisasi non profit untuk mengingatkan beragam hal positif tentang hidup
Foto: halfthestory.com
Salah satu aplikasi dan laman organisasi non profit untuk mengingatkan beragam hal positif tentang hidup

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak seperti kesehatan fisik, kesehatan mental kerap terabaikan oleh sebagian orang. Padahal kesehatan mental juga memegang peranan penting dalam kehidupan seperti halnya kesehatan fisik.

Menyadari hal ini, beberapa perusahaan rintisan mengembangkan aplikasi yang dapat membantu menjaga kesehatan mental penggunanya. Tiap aplikasi ini memiliki fungsi berbeda, mulai dari platform pesan terapi hingga pengingat untuk melakukan sesuatu yang berdampak positif bagi kesehatan mental. Berikut ini adalah tujuh aplikasi penunjang kesehatan mental seperti dilansir CNN.

 

1. Shine

Shine merupakan aplikasi yang akan mengirimkan pesan singkat secara gratis kepada penggunanya. Pesan singkat ini berisi konten-konten yang dapat meningkatkan kepercaan diri seperti kata mutiara inspiratif, ide-ide kegiatan yang bisa dilakukan hingga hasil studi ilmiah yang berdampak positif bagi kepercayaan diri.

Hingga saat ini, tercatat ada lebih dari dua juta orang yang sudah mendaftarkan diri sebagai pengguna Shine. Pesan singkat dari Shine bisa dikirimkan melalui SMS, Facebook Messenger maupun aplikasi berpesan Kik.

Pengguna juga bisa mengupgrade layanan Shine menjadi berbayar hanya dengan 4.99 dolar Amerika per bulan atau sekitar Rp 69 ribu. Dengan harga yang terjangkau ini, pengguna aplikasi Shine iOS bisa mendapatkan konten tambahan seperti afirmasi, meditasi dan cerita-cerita motivasi dari selebriti hingga influencer.

 

2. Aloe Bud

Aloe bud merupakan aplikasi gratis yang akan mengingatkan penggunanya untuk memperhatikan dan merawat diri sendiri. Aplikasi ini secara berkala akan mengingatkan pengguna untuk minum air, bergerak, latihan bernapas hingga beristirahat. Aplikasi ini juga akan menjadi pengingat waktu minum obat bagi pengguna yang meminum obat secara rutin.

Selain berperan sebagai pengingat, pengguna juga bisa mengakses cara-cara berlatih maupun berolahraga melalui aplikasi ini. Sebagai contoh, aplikasi ini menyediakan 'Breath' yang akan memberi instruksi sederhana untuk membantu pengguna merasa lebih rileks.

"Ambil napas selama 4 (detik), tahan selama 4 (detik) dan hembuskan selama 4 (detik). Hal ini juga akan berlalu," terang instruksi dalam 'Breath'.

Pengguna juga bisa mengupgrade Aloe Bud dengan membayar 4.99 dolar Amerika atau sekitar Rp 69 ribu sekali seumur hidup. Dengan ini, pengguna akan mendapatkan beberapa fitur tambahan seperti pilihan pengingat yang lebih banyak hingga fitur untuk menulis pesan custom. Yang menarik, aplikasi yang baru diluncurkan pada April ini tidak membutuhkan nama atau email untuk mendaftar.

 

3. Talkspace

Talkspace merupakan aplikasi terapi online yang mudah digunakan. Aplikasi ini melabeli diri sebagai alternatif terapi tradisional dengan harga yang tidak mahal.

Fungsi utama aplikasi ini adalah menghubungkan pengguna dengan terapis berlisensi. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat mengirimkan pesan singkat, pesan video atau pesan audio kapanpun pada terapis. Terapis biasanya akan memberi respon satu atau dua kali per hari.

Biaya menggunakan Talkspace dimulai dari 49 dolar Amerika (Rp 687 ribu) per minggu. Talkspace juga menawarkan paket yang lebih spesifik seperti paket terapi pasangan hingga layanan untuk bicara dengan seseorang melalui telepon. Paket-paket ini dibanderol dengan biaya 79 dolar (Rp 1,1 juta) per minggu.

 

4. Crisis Text Line

Crisis Tex Line merupakan layanan dari startup nonprofit yang dapat berperan sebagai hotline gawat darurat. Layanan ini tersedia selama 24 jam untuk memberikan dukungan melalui pesan singkat. Konselor krisis dalam layanan ini merupakan relawan yang telah melalui proses pelatihan ketat.

Sekitar 42 persen dari pengguna Crisis Text Line mengangkat tema hubungan, 33 persen lain mencari bantuan terkait depresi dan 19 persen pengguna mencari bantuan terkait pemikiran bunuh diri. Pihak Crisis Text Line mengatakan ada sekitar 70 juta pesan singkat yang telah dikirimkan melalui platform ini.

 

5. Calm

Calm merupakan aplikasi yang tepat bagi orang-orang yang ingin merasa rileks. Aplikasi untuk meditasi, tidur dan kesehatan ini memiliki fitur musik yang menenangkan, cerita menjelang tidur untuk orang dewasa hingga panduan meditasi.

Calm Basic tersedia secara gratis, namun pengguna harus membayar 59.99 dolar Amerika (Rp 841 ribu) per tahun untuk mengakses Calm Premium. Calm Premium menawarkan konten yang lebih banyak seperti panduan meditasi tingkat lanjut, pemandangan alam dan //breathing tool//.

Sejak diluncurkan pada 2012, Calm telah diunduh sekitar 25 juta kali. Karena itu, Apple menobatkan Calm sebagai 'iPhone App of The Year 2017'.

 

6. Sonic Sleep

Sonic Sleep merupakan aplikasi berbayar yang dapat membantu meningkatkan kualitas tidur penggunanya. Untuk mendapat layanan ini, pengguna hanya perlu membayar 0.99 dolar Amerika (Rp 13 ribu).

Sonic Sleep berfungsi untuk memblokir suara bising seperti suara mengorok maupun suara mobil. Hal ini dilakukan dengan cara memainkan 'suara merah muda' dan suara alami yang dapat berubah dan beradaptasi sesuai dengan suara di dalam kamar tidur. Sonic Sleep mengatakan 'suara merah muda' lebih menenangkan dibandingkan 'suara putih'.

Alarm pintar Sonic Sleep juga akan membangunkan pengguna saat pengguna berada dalam siklus tidur yang lebih ringan. Dengan begitu, pengguna akan merasa lebih segar dan cukup istirahat ketika bangun. Alarm juga bisa dimatikan dengan cara menggoyangkan ponsel tanpa perlu menekan tombol pada layar ponsel.

Fitur lain dalam aplikasi ini menawarkan latihan meditasi dan relaksasi bagi pengguna yang mengalami kesulitan tidur. Ada pula layanan latihan tidur dengan ahli. Dengan tambahan 2.99 dolar (Rp 41 ribu) per bulan, pengguna juga bisa mendapatkan lebih banyak pilihan suara dan pengaturan otomatis kecerahan layar ponsel.

 

7. Half the Story

Half the Story merupakan layanan yang mengingatkan pengguna bahwa tak semua hal sesuai dengan apa yang tampak secara online. Melalui akun Instagram, Hal the Story mengunggah foto-foto cantik yang disertai keterangan tulisan dengan tema-tema yang kerap dibahas melalui media sosial. Beberapa di antaranya adalah tema depresi, kecemasan, iri hati dan perasaan tidak puas.

Akun di Instagram ini bertujuan untuk mendorong terjadinya percakapan seputar kesehatan mental. Pendiri Half the Story, Larissa May, juga menggelar workshop secara langsung terkait media sosial dan kesejahteraan diri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement