REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perkembangan kecerdasan buatan atau AI yang begitu pesat, diprediksi akan membuat peran manusia dalam sebuah pekerjaan akan berkurang. Namun, petinggi Microsoft Satya Nadella menepis keyakinan bahwa robot yang dikendalikan AI akan menggantikan pekerjaan manusia.
Menurut dia, manusia akan selalu menempati posisi utama sebuah pekerjaan, karena bekerja akan memberi mereka martabat. Menurut dia, sentuhan manusia dalam pekerjaan akan selalu dibutuhkan, meskipun peran AI juga akan bertambah.
''Apa yang saya pikir perlu dilakukan pada tahun 2018 adalah lebih banyak dialog seputar etika, prinsip-prinsip yang dapat kita gunakan untuk para insinyur dan perusahaan yang membangun AI, sehingga pilihan yang kita buat tidak menyebabkan sistem bias, itulah hal nyata yang harus kita kerjakan,'' kata Nadella, dikutip dari Telegraph, Senin (28/5).
Dirinya juga yakin, perusahaannya berada di posisi yang benar, karena model bisnisnya didasarkan pada pelanggan yang membayar layanan. Bukan menawarkan layanan gratis sebagai pertukaran untuk data konsumen yang mendorong pendapatan iklan.
Sehingga, ia menyatakan Microsoft bukan perusahaan yang digerakkan oleh transaksi atau didorong oleh iklah atau pasar. ''Saya tidak berpikir saya harus mengatakan satu model bisnis lebih baik daripada yang lain. Tapi saya percaya sekarang Microsoft mungkin berada di tempat yang benar dari sejarah,'' ucap Nadella.