Senin 28 May 2018 16:51 WIB

Ini Beragam Gangguan Jiwa Akibat Gawai dan Medsos

Selalu mengunggah setiap aktivitas ke media sosial juga dianggap alami gangguan jiwa

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Orang yang mengalami gangguan jiwa (ilustrasi)
Foto: Boldsky
Orang yang mengalami gangguan jiwa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak teknologi digital terhadap gangguan jiwa menjadi salah satu topik yang dibahas di Pengkajian Ramadhan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tahun 2018. Narasumber di Pengkajian Ramadhan, Dirut Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, Dokter Metta Desvini Primadona Seregar mengatakan, di kota-kota besar, ponsel sebagai gawai merupakan keharusan sebab tuntutannya sangat tinggi. 

Akan tetapi dampak teknologi digital sangat berpengaruh terhadap kejiwaan. Ia menerangkan, hasil riset mengungkapkan pengguna facebook dan instagram mayoritas pria dewasa. "Kemudian hasil riset kejiwaan ada temuan baru dimana orang yang memiliki gangguan jiwa baru itu diakibatkan oleh perilaku baru akibat media sosial," kata Dokter Metta melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, di FKIP Uhamka, Senin (28/5).

Ia menerangkan, mereka yang memiliki gangguan jiwa baru, sebanyak 25 persen dalam kondisi kronis dan didominasi kaum pria. Ada juga perilaku tertentu yang dilakukan orang saat ini ketika teknologi digital mempengaruhi otak. Misalnya ada orang yang merasa ponselnya bergetar padahal tidak.

Kemudian ada gejala nomophobia, dia menjelaskan, orang yang mengalami nomophobia mengalami ketakutan yang berlebihan jika tidak memegang ponsel. Orang ini akan menjadi tidak rasional ketika ketinggalan ponsel.

"Perilakunya akan sangat panik, atau mereka itu akan selalu mengecek ponsel secara terus menerus tidak berhenti, masyarakat saat ini cemas jika tidak memegang ponsel," ujarnya.

Dokter Metta menyampaikan, ada juga masalah cyberchondria. Mereka yang mengalami cyberchondria selalu ketakutan ketika mendapat informasi dari internet tentang sesuatu yang mungkin berhubungan dengannya. Mereka yang mengalami cyberchondria menjadi sangat percaya informasi dari internet padahal belum tentu benar.

Ia juga mengingatkan, orang yang kecanduan gadget, cenderung cemas, depresi dan mengalami gangguan jiwa tertentu. Anak-anak juga bisa mengalami gangguan belajar dan gangguan pergaulan saat kecanduan gawai. Dampaknya anak-anak menjadi malas, menjadi sangat emosional dan mudah marah.

"Ada juga penyakit adiksi media sosial, kita suka melihat orang yang jauh-jauh ibadah ke Makkah tetapi kerjaannya hanya upload aktivitasnya di media sosial, semua aktivitas kita selalu dimasukkan ke media sosial, ini ternyata gangguan jiwa," ujarnya.

Dokter Metta juga mengingatkan, jika mengalami phobia sosial sangat berbahaya dampaknya. Ketika di media sosial orang yang fobia sosial sangat aktif bahkan hiperaktif. Tetapi saat bertemu dengan orang banyak di kehidupan nyata, mereka akan ketakutan. Mereka tidak sanggup untuk bergaul dengan orang banyak. Selain itu, persoalan pornografi di dunia internet juga sangat berbahaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement