REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memberi bantuan dan bimbingan bagi lembaga inkubator bisnis dari perguruan tinggi dan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) atau Science and Techno Park (STP). Bimbingan tersebut dimaksudkan agar inkubator bisnis bisa membantu perusahaan pemula teknologi setempat dari berbagai segi, termasuk pemasaran, finansial, dan produksi.
"Ekonomi jangan berkembang hanya pada kota-kota besar, tetapi juga di kota-kota kecil, untuk itu dikembangkan konsep pengembangan ekonomi daerah melalui STP. Di RPJMN disebutkan akan dibangun 100 STP dari Sabang sampai Merauke," ungkap Direktur Jenderal Kelembagaan Kemenristekdikti Patdono Suwignjo melalui siaran pers di Jakarta, Rabu (23/5).
Dia mengatakan, STP pada dasarnya memiliki banyak peran, termasuk pengujian laboratorium, pameran produk penelitian. Namun pemerintah mulai memfokuskan STP pada membimbing perusahaan pemula (start-up companies) berbasis teknologi.
"Kalau kemampuan STP untuk transfer teknologi dan inkubasi bisnis itu percuma, karena layanan yang paling penting di STP untuk menghasilkan start-up companies itu transfer teknologi dan inkubasi bisnis," kata Patdono.
Terkait dengan layanan inkubasi bisnis di STP, Patdono memastikan peserta perusahaan pemula akan didukung secara komprehensif. Dan inkubator, kata dia, harus bisa membantu bagaimana peserta membuat rencana bisnis yang bagus, termasuk modelnya dan nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan.
"Jadi bagaimana rencana strategisnya, rencana pemasarannya, dan rencana produksinya," ungkap Patdono.
Selain dukungan dalam perencanaan, inkubator pada perguruan tinggi dan STP juga membantu mencari pendanaan atau financial support bagi perusahaan pemula. Inkubator harus bisa memfasilitasi pengusaha pemula berbasis teknologi mendapatkan akses untuk dukungan pendanaan.