Senin 21 May 2018 21:34 WIB

Inggris Kucurkan Dana Demi Kembangkan AI Pendeteksi Kanker

Kecerdasan buatan diyakini bisa menyelamatkan 22 ribu jiwa di 2033

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kanker Otak. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Kanker Otak. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON --Inggris akan membuat taruhan besar pada kemampuan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi kanker. Bahkan, Perdana Menteri Theresa May akan mengelontorkan jutaan pound dalam pendanaan untuk penelitian terhadap AI yang dapat mendiagnosa kanker dan penyakit kronis pada tahap awal.

Teknologi ini dapat mengurangi kematian yang bisa akibat kanker. Menurut pidato yang dipersiapkan May, dikutip dari Engadget, Senin (21/5), AI diperkirakan menyelamatkan sebanyak 22 ribu jiwa per tahun pada 2033.

Ini akan memperpanjang hidup sehat dengan lima tahun berikutnya pada 2035. Agar AI dapat mendiagnosis kanker, National Health Service negara itu akan menyerahkan banyak informasi genetik dan medis kepada perusahaan-perusahaan internet yang terbiasa menyisir data dalam skala besar.

Dengan kata lain, mereka dapat memperoleh keuntungan langsung dari penanganan data pribadi yang sensitif yang biasanya dikelola oleh badan pemerintah. May menguraikan rencana untuk dewan etika data pada bulan Januari, tetapi itu tidak mungkin untuk sepenuhnya mengimbangi kekhawatiran penyalahgunaan data atau jatuh ke tangan yang salah melalui pelanggaran.

Meskipun janji pendanaan bisa dengan mudah menghasilkan berbagai reaksi. Kritikus berpendapat, NHS tidak menerima cukup dana untuk operasi yang ada. Mengapa menghabiskan banyak uang untuk mengembangkan teknologi yang tidak pasti ketika ada rumah sakit yang dapat menggunakan dana tersebut saat ini. Diagnosis kanker AI dapat menjadi petunjukan jika berhasil, tetapi tidak semua orang mau menerima kata 'jika', ketika kesehatan pasien sedang dipertaruhkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement