Senin 21 May 2018 16:56 WIB

Radiasi 5G Dianggap Bahayakan Serangga dan Tanaman

Pemancar 5G diharapkan berada jauh dari lampu jalan yang menarik serangga.

5G. Ilustrasi
Foto: ebu.ch
5G. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Radiasi elektromagnetik dari jaringan listrik, wi-fi, tiang telepon dan pemancar siaran ternyata menimbulkan ancaman 'nyata' bagi kehidupan liar. Para ahli lingkungan memperingatkan bahwa peluncuran 5G dapat menyebabkan bahaya yang lebih besar.

Sebuah analisis dari 97 studi oleh badan peninjau yang didanai Uni Eropa, EKLIPSE, menyimpulkan radiasi adalah risiko potensial terhadap orientasi serangga, burung serta kesehatan tanaman. Akan tetapi, badan amal Buglife memperingatkan, meskipun ada bukti yang baik tentang bahaya, hanya ada sedikit penelitian yang dilakukan untuk menilai dampaknya, atau menerapkan batas polusi.

Buglife mengatakan, dampak serius pada lingkungan tidak dapat dikesampingkan. Sehingga, pemancar 5G diharapkan berada jauh dari lampu jalan yang menarik serangga, atau area di mana mereka dapat membahayakan satwa liar.

''Kami menerapkan batasan untuk semua jenis polusi untuk melindungi kelayakan lingkungan hidup kita, tetapi sampai sekarang, bahkan di Eropa, batas aman radiasi elektromagnetik belum ditentukan, apalagi diterapkan,'' kata Matt Shardlow, CEO Buglife, dikutip dari Telegraph, Senin (21/8).

Menurut dia, ada risiko yang dipercaya, 5G dapat berdampak signifikan pada satwa liar, dan menempatkan pemancar pada lampu jalan LED, yang menarik serangga malam hari seperti ngengat meningkatkan paparan yang berisiko. Oleh karena itu, Buglife menyerukan kepada semua 5G untuk memasukkan studi terperinci tentang pengaruh dan dampak mereka terhadap satwa liar, dan untuk hasil dari penelitian tersebut untuk dipublikasikan.

Pada Maret, 237 ilmuwan telah menandatangani banding ke PBB meminta mereka untuk mengambil risiko yang ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik yang lebih serius. Laporan EKLIPSE menemukan bahwa orientasi magnetik burung, mamalia dan invertebrata seperti serangga dan laba-laba dapat terganggu oleh radiasi elektromagnetik (EMR). Ditemukan juga bahwa metabolisme tanaman akan diubah oleh EMR.

Para penulis review menyimpulkan, ada kebutuhan mendesak untuk memperkuat dasar ilmiah pengetahuan tentang EMR dan dampak potensial mereka terhadap satwa liar. Secara khusus, ada kebutuhan untuk mendasarkan penelitian masa depan pada eksperimen yang berkualitas, berkualitas tinggi, dapat direplikasi sehingga bukti yang kredibel, transparan dan mudah diakses, agar dapat memberi informasi kepada masyarakat dan pembuat kebijakan untuk membuat keputusan dan menyusun kebijakan mereka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement