REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Militer Amerika Serikat bersama dengan penyedia layanan taksi daring Uber mengaku sedang mengembangkan taksi terbang yang lebih efisien. Uber dalam hal ini menjadi penyedia dana dan tim riset dalam pengembangan teknologi rotor untuk kendaraan vertikal tersebut.
Dikutip dari laman dailymail.co.uk, Uber berencana meluncurkan UberAir di 2020 dan bisa dipesan secara komersial di 2023. Direktur Direktorat Pengembangan Teknologi kendaraan ARL (Army Research Laboratory) Jaret Riddick mengaku perjanjian kerja sama dengan pengembang swasta ini bisa melahirkan sebuah kendaraan komersial canggih.
"Ini memungkinkan militer Amerika Serikat untuk memacu teknologi kendaraan vertikal secara cepat, efisien dan lebih senyap. Terutama untuk generasi selanjutnya pesawat nirawak," tutur dia, Senin (14/5). Selain itu juga upaya modernisasi memang menjadi tujuan utama tim riset militer AS khususnya untuk kendaraan vertikal.
Sementara itu Kepala Bagian Uber Elevate, Eric Allison mengatakan kerja sama ini merupakan proyek pertama dengan militer AS. Hal ini memungkinkan Uber bisa menghasilkan teknologi yang lebih efisien dan tenang, terutama ketika dijalankan di kota-kota sibuk dan ramai.
"Kami melihat proyek ini sebagai yang pertama dan kami berharap kolaborasi ini akan melahirkan inovasi berupa UberAir,"