Kamis 10 May 2018 12:19 WIB

Kapan Anak Menyadari Identitas Gendernya?

Anak sebelum lima tahun tidak berpikir soal gender

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Persamaan gender (ilustrasi).
Foto: remajaindonesia.org
Persamaan gender (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Jenis kelamin awalnya dianggap stabil di mana laki-laki dan perempuan lahir dan tumbuh tetap seperti itu dari kecil hingga dewasa. Ternyata untuk anak kecil, konsep awal gender di mata mereka cukup fleksibel.

Anak-anak tidak memperhatikan dan mengadopsi perilaku berdasarkan stereotip gendernya, misalnya anak laki-laki lebih suka warna biru, sementara anak perempuan merah muda. Jadi, bagaimana caranya anak bisa memahami gendernya? Kapan mereka mulai berpikir tentang gender sebagai sifat stabil?

Dilansir dari Live Science, Kamis (10/5), anak sebelum lima tahun tidak berpikir soal gender. Anak-anak prasekolah mungkin bertanya kepada gurunya apakah dia seorang laki-laki atau perempuan, bahkan ada anak laki-laki yang ingin tumbuh menjadi seorang ibu.

Psikolog, Sandra Bem menunjukkan tiga foto balita laki-laki dan balita perempuan kepada anak usia prasekolah. Pada foto pertama, kedua balita itu telanjang, sementara pada foto kedua balita mengenakan pakaian berdasarkan gender. Anak perempuan memakai gaun dan dikuncir, sementara anak laki-laki pakai baju berkerah dan memegang bola.

Foto ketiga menunjukkan balita mengenakan pakaian berkebalikan dengan jenis kelaminnya, di mana anak laki-laki memakai pakaian anak perempuan dan sebaliknya. Bem kemudian bertanya apakah balita yang dilihat si anak laki-laki atau perempuan.

Sebagian besar anak berusia tiga hingga lima tahun berpikir anak laki-laki yang mengenakan pakaian anak perempuan adalah berjenis kelamin perempuan. Pikiran mereka bahwa anak laki-laki memiliki penis, sementara anak perempuan memiliki vagina belum mereka pahami di usia tersebut.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan konsep anak tentang gender berkembang secara bertahap tiga hingga lima tahun. Setelah lima tahun, kebanyakan anak-anak percaya bahwa perubahan luar dalam hal pakaian dan gaya rambut tidak menentukan gender.

Anak-anak pada usia ini mulai berpikir gender itu stabil, tidak bisa berubah, dan mereka mengerti itu identitas mereka. Mereka mulai termotivasi bermain atau berhubungan dengan sesama gendernya. Anak laki-laki bermain dengan sesama laki-laki, demikian juga anak perempuan.

 

Tak sampai beberapa tahun kemudian, ketika mereka berusia 7-10 tahun, anak-anak menjadi lebih santai. Anak laki-laki mengakui dia suka main mobil-mobilan, sementara anak perempuan suka bermain boneka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement