Kamis 03 May 2018 13:52 WIB

WHO: Kualitas Udara di Negara Maju dan Berkembang Berbeda

Saat ini, sebanyak 90 persen orang di dunia bernapas udara yang tercemar polusi.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ani Nursalikah
Siswa India menggunakan sapu tangan sebagai masker untuk melindungi diri dari polusi udara mematikan di New Delhi, India.
Foto: AP Photo/R S Iyer
Siswa India menggunakan sapu tangan sebagai masker untuk melindungi diri dari polusi udara mematikan di New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) menemukan, jarak kualitas udara antara negara berkembang dan negara maju terus meningkat. Kualitas udara di negara yang lebih makmur semakin baik, sebaliknya kualitas udara di negara miskin semakin memburuk.

"Polusi udara mengancam kita semua, namun negara yang paling miskin dan termarginalisasi menanggung beban yang lebih besar, " kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom, dilansir di Aljazirah, Kamis (3/5).

Saat ini, sebanyak 90 persen orang di dunia bernapas udara yang tercemar polusi. WHO mengatakan, polusi udara membunuh sekitar tujuh juta manusia pertahunnya.

"Hal ini semakin tidak dapat diterima karena lebih dari tiga miliar, kebanyakan perempuan dan anak-anak, masih bernapas di udara yang mematikan setiap hari ketika memasak di dapur ataupun akibat pencemaran dari bahan bakar," tambah Adhanom.

WHO melakukan penelitian dengan mengkomparasi jumlah partikel kecil di udara. Partikel-partikel tersebut memasuki paru-paru dan sistem kardiovaskular pada tubuh. Hal ini dapat menyebabkan kanker, masalah pernapasan, dan penyakit pada paru-paru lainnya.

Sebagian besar kematian setiap tahunnya terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah di Asia dan Afrika. Berdasarkan data kualitas udara yang terburuk ada di Timur Tengah, Asia, dan Afrika.

Salah satu masalah besar di wilayah-wilayah tersebut adalah kurangnya akses ke bahan bakar dan teknologi memasak yang ramah lingkungan. Hal ini menyebabkan polusi udara di dalam rumah semakin memburuk.

Meskipun demikian, di sejumlah negara maju tercatat telah meningkatkan kualitas udara mereka. Pemerintah menangani persoalan ini secara serius dan membuat aturan-aturan tertentu terkait polusi udara,

"Berita baiknya, kita melihat lebih banyak pemerintah meningkatkan komitmen memonitor dan mengurangi polusi udara," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement