REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti di Essex University dan UCL menemukan hubungan antara penggunaan media sosial oleh anak perempuan sejak 10 tahun atau awal masa remaja dengan berkurangnya kebahagiaan mereka pada rentang usia 10-15 tahun. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Jurnal BMC Public Health.
"Temuan kami menunjukkan sangat penting memantau interaksi awal anak di media sosial, terutama pada anak perempuan. Ini bisa berdampak pada menurunnya kadar bahagia mereka di masa remaja, bahkan sepanjang dewasanya nanti," kata peneliti, Cara Booker, dilansir dari Science Daily, Jumat (20/4).
Anak perempuan zaman sekarang lebih banyak menggunakan media sosial ketimbang anak laki-laki. Pada usia 13 tahun, sekitar separuh anak perempuan berinteraksi di media sosial setidaknya satu jam per hari, sementara anak laki-laki hanya sepertiga saja.
Pada usia 15 tahun, baik anak laki-laki maupun perempuan menggunakan media sosial lebih aktif lagi, tetapi anak perempuan jauh lebih sering mengaksesnya ketimbang anak laki-laki. Sebanyak 59 persen anak perempuan dan 46 persen anak laki-laki berinteraksi di media sosial selama satu jam per hari.
Penelitian ini menggunakan data panel di Inggris. Survei nasional ini mewawancara semua anggota rumah tangga setiap tahun sepanjang 2009-2015. Sebanyak 9.859 remaja Inggris berusia 10-15 tahun diwawancara bagaimana mereka menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengakses media sosial. Peneliti menggunakan dua metode pengukuran, menggunakan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) yang mengukur aspek negatif, emosional, dan perilaku, serta wawancara dengan keluarga dan sekolah si anak.
Hasilnya, tingkat kebahagiaan anak perempuan turun tiga poin, dari 36,9 menjadi 33,3, sementara anak laki-laki hanya turun dua poin, dari 36,02 menjadi 34,55. Skor SDQ anak laki-laki lebih rendah dari anak perempuan. Ini berarti anak perempuan mengalami aspek negatif lebih banyak ketimbang anak laki-laki. Ini lah yang ikut mengurangi kadar kebahagiaan anak perempuan.