REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Elon Musk sering mengatakan ingin mati di Mars. Namun, satelit yang perusahaannya luncurkan atas nama Badan Aeronautika dan Antariksa Nasional AS (NASA) nampak mencari planet lain selain yang telah terdeteksi dekat dengan bumi.
Space Exploration Technologies Corp (SpaceX), meluncurkan satelit pencari planet yang diberi nama Satelit Survei Eksoplanet Transit (TESS) pada Rabu (18/4) waktu Amerika Serikta (AS). NASA menyatakan, fungsi TESS adalah untuk mencari planet di luar sistem tata surya.
Wakil Presiden Bidang Misi SpaceX Hans Koenigsmann mengatakan, misi TESS amat sangat penting bagi SpaceX. ''SpaceX punya cita-cita membuat manusia bisa berpergian antar planet dan TESS mencari planet baru. Boleh dibilang, ini adalah koneksi antara sains dengan tujuan SpaceX,'' kata Koenigsmann seperti dikutip Bloomberg pada Kamis (19/4).
SpaceX, yang dirikan Elon Musk pada 2002 lalu, memang bermimpi membawa manusia tinggal di berbagai planet di luar bumi. SpaceX meluncurkan TESS bersama roket Falcon 9 dari Cape Canaveral Air Force Station, Florida pada Rabu (18/4) petang waktu setempat. Pesawat luar angkasa berbobot 350 kilogram itu akan memetakan planet-planet termasuk bintang-bintang kelas M.
NASA TESS akan berada di orbit yang unik sehingga memudahkan mereka mempelajari angkasa selama dua tahun. ''Orbit khusus ini merupakan kunci utama menemukan ribuan planet baru di luar tata surya,'' ungkap NASA melalui akun Twitter mereka.
TESS akan disetel melintasi orbit elips setelah 48 menit diluncurkan di luar angkasa. SpaceX menargetkan bisa menjalankan 30 misi tahun ini, naik 17 misi pada 2017. Peluncuran TESS merupakan misi ke delapan yang SpaceX lancarkan tahun ini.
Valuasi SpaceX sendiri naik menjadi sekitar 25 miliar dolar AS (Rp 343 triliun). Angka itu membuat SpaceX jadi perusahaan rintisan berasis teknologi paling bernilai ke tiga setelah Uber Technologies Inc.dan Airbnb Inc.